Jeleknya Sistem Berlian Pada GrabBike di Bali
Halo Brosis, beberapa hari lalu saya sudah sempat menulis tentang sistem berlian yang sudah mulai berlaku sejak tanggal 15 Agustus 2019 lalu. Dalam tulisan itu saya hanya membahas seperti apa misi sistem berlian yang ada di Bali mulai dari berapa target berlian yang harus dicapai untuk mendapat insentif dari Grab. Silakan baca tulisan saya sebelumnya tentang Skema misi sistem berlian GrabBike di Bali.
Nah kali ini saya mau sedikit cerita tentang pengalaman pertama saya online dengan memakai sistem berlian di Bali. Tepatnya tanggal 15 Agustus 2019 lalu saya sudah mulai online dengan sistem berlian, awalnya lancar dapat order GrabFood dengan jarak merchant dari lokasi saya sekitar 2 km, saya pun dapat menyelesaikan order ini dengan baik tanpa ada kendala.
Setelah itu saya mendapat order lagi, posisi saya masih di Gatsu Timur, order grabfood masuk yang berlokasi di jalan Kamboja Denpasar, saya pun meluncur kesana dengan jarak sekitar 5 km dan ini sudah parah ngeblasnya. Setelah sampai di lokasi, ternyata semua makanan yang dipesan tidak ada, akhirnya order di cancel leh customer.
Setelah itu ada order Grabfood lagi yang masuk yakni Twissterdog Panjer, saya posisi di Seroja posisinya lumayan jauh sekitar 5 km, saya pun bilang ke customer kalau posisi masih jauh dan tanpa basa-basi customer langsung membatalkan ordernya. Setelah itu saya putuskan untuk offline karena ngeblast parah.
Setelah itu selama 3 hari saya tidak online karena sesuatu hal. Akhirnya tanggal 19 Agustus 2019 saya mulai online lagi mulai pukul 12.00 Wita, awalnya order masuk normal dan bisa saya selesaikan dengan baik. Namun setelah itu saya nerima order sedangkan yang dipesan oleh customer tidak tersedia, akhirnya order dicancel.
Setelah itu dapat lagi order grabfood tapi ternyata merchantnya tutup dan order pun di cancel oleh customer. Setelah itu saya mencoba cek performa saya, ternyata performa saya turun sangat drastis, dari 3 order yang masuk selesai satu dan dua di cancel, performa saya menjadi 33.3 % dan harus ambil 5 order lagi untuk bisa memenuhi syarat untuk mendapat bonus berlian yakni 65%.
Jadi kesimpulannya, jika order dicancel oleh siapapun dan melewati order maka performa akan turun, mau warungnya tutup mau kayak gimana juga jika order sudah dicancel maka performa akan ikut turun. Intinya performa itu turunnya mudah sedangkan naiknya susah. Jadi saya pikir sistem berlian ini tidak cocok untuk driver yang bekerja paruh waktu apa lagi yang cuma ambil Grabfood saja.
Kenapa tidak cocok, karena order yang masuk baru sedikit sedangkan kemungkinan order di cancel di grabfood itu sangat tinggi penyebabnya adalah karena menu yang dipesan tidak ada dan satu lagi karena warung tutup. Oleh sebab itu performa sangat mudah untuk turun dan susah naiknya.
Mungkin banyak faktor yang bisa mempengaruhi, jika order sepi mungkin akan susah untuk tutup berlian (tuber) jika order ramai maka kemungkinan masih bisa berbuat banyak untuk menaikkan performa supaya bisa memenuhi syarat untuk bisa mendapat bonus dari sistem berlian ini.
Nah kali ini saya mau sedikit cerita tentang pengalaman pertama saya online dengan memakai sistem berlian di Bali. Tepatnya tanggal 15 Agustus 2019 lalu saya sudah mulai online dengan sistem berlian, awalnya lancar dapat order GrabFood dengan jarak merchant dari lokasi saya sekitar 2 km, saya pun dapat menyelesaikan order ini dengan baik tanpa ada kendala.
Setelah itu saya mendapat order lagi, posisi saya masih di Gatsu Timur, order grabfood masuk yang berlokasi di jalan Kamboja Denpasar, saya pun meluncur kesana dengan jarak sekitar 5 km dan ini sudah parah ngeblasnya. Setelah sampai di lokasi, ternyata semua makanan yang dipesan tidak ada, akhirnya order di cancel leh customer.
Setelah itu ada order Grabfood lagi yang masuk yakni Twissterdog Panjer, saya posisi di Seroja posisinya lumayan jauh sekitar 5 km, saya pun bilang ke customer kalau posisi masih jauh dan tanpa basa-basi customer langsung membatalkan ordernya. Setelah itu saya putuskan untuk offline karena ngeblast parah.
Setelah itu selama 3 hari saya tidak online karena sesuatu hal. Akhirnya tanggal 19 Agustus 2019 saya mulai online lagi mulai pukul 12.00 Wita, awalnya order masuk normal dan bisa saya selesaikan dengan baik. Namun setelah itu saya nerima order sedangkan yang dipesan oleh customer tidak tersedia, akhirnya order dicancel.
Setelah itu dapat lagi order grabfood tapi ternyata merchantnya tutup dan order pun di cancel oleh customer. Setelah itu saya mencoba cek performa saya, ternyata performa saya turun sangat drastis, dari 3 order yang masuk selesai satu dan dua di cancel, performa saya menjadi 33.3 % dan harus ambil 5 order lagi untuk bisa memenuhi syarat untuk mendapat bonus berlian yakni 65%.
Jadi kesimpulannya, jika order dicancel oleh siapapun dan melewati order maka performa akan turun, mau warungnya tutup mau kayak gimana juga jika order sudah dicancel maka performa akan ikut turun. Intinya performa itu turunnya mudah sedangkan naiknya susah. Jadi saya pikir sistem berlian ini tidak cocok untuk driver yang bekerja paruh waktu apa lagi yang cuma ambil Grabfood saja.
Kenapa tidak cocok, karena order yang masuk baru sedikit sedangkan kemungkinan order di cancel di grabfood itu sangat tinggi penyebabnya adalah karena menu yang dipesan tidak ada dan satu lagi karena warung tutup. Oleh sebab itu performa sangat mudah untuk turun dan susah naiknya.
Mungkin banyak faktor yang bisa mempengaruhi, jika order sepi mungkin akan susah untuk tutup berlian (tuber) jika order ramai maka kemungkinan masih bisa berbuat banyak untuk menaikkan performa supaya bisa memenuhi syarat untuk bisa mendapat bonus dari sistem berlian ini.
Posting Komentar untuk "Jeleknya Sistem Berlian Pada GrabBike di Bali"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih