Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sembahyang ke Pura Ulun Danu Batur dan Pura Besakih

Om Swastiastu, Akhirnya keinginan untuk bersembahyang ke Pura Batur dan Pura Besakih bisa terkabul. Sebelumnya saya sempat berniat untuk touring reiligi sendirian naik motor ke Pura Batur dan Pura Besakih. Namun pucuk dicinta ulam pun tiba, tiba-tiba pada hari Rabu tanggal 6 April 2016 malam teman saya mengajak saya menyusun rencana untuk sembahyang ke pura Batur dan pura Besakih dan akhirnya rencana pun terjadi tanpa berfikir panjang langsung mengambil waktu pada hari Kamis tanggal 7 April 2016.

Sembahyang ke Pura Batur dan Pura Besakih

Pada hari H sebelum berangkat yakni pukul 09.00 Wita saya mengganti oli motor saya karena memang sudah waktunya ganti oli. Saya memilih mengganti oli di bengkel umum biasa karena jarak dealer resmi jauh dari rumah yakni sekitar 10 km. Setelah sampai di bengkel saya langsung bilang ke penunggu toko untuk ganti oli. Setelah itu saya harus menunggu dan bahkan lama yakni sekitar 45 menit baru motor saya diganti olinya. Dalam hati saya berfikir kok bisa ya ganti oli lama begini, cobaan sudah datang sebelum berangkat ke pura Batur dan Besakih. Akhirnya saya harus merubah jadwal saya, awalnya saya akan berangkat pukul 10.00 wita namun karena lama di bengkel akhirnya waktu mundur lagi 30 menit menjadi 10.30 wita berangkat dari desa Tamblang.

Sembahyang ke Pura Batur dan Pura Besakih

Kami berdua pun berangkat naik sepeda motor Vario Techno 125 FI lewat jalan raya Gunung Batur (jalur Singaraja - Kintamani) dari Tamblang cuaca cerah, namun saat menempuh jarak beberapa KM sempat mendung dan juga gerimis namun tidak jadi hujan. Akhirnya selang waktu satu jam yakni sekitar  pukul 11.41 Wita kami sampai di Pura Batur yang berlokasi di Kintamani. Tanpa basa-basi kami langsung parkir dan langsung bayar parkir Rp 2.000,- setelah itu langsung menuju Jeroan untuk bersembahyang. Karena tidak banyak orang yang tangkil, jadi sampai di jeroan kami langsung dapat tempat sembahyang tanpa harus antre lagi.

Sembahyang ke Pura Batur dan Pura Besakih

Setelah selesai sembahyang dan mendapat Tirta dan Bija kami pun keluar dari areal Jeroan dan tidak lupa untuk mengambil beberapa foto di jaba Tengah dan Jaba sisi Pura Batur bersama teman  saya itu. Sebaiknya saya kenalkan saja dulu teman saya itu, dia adalah seorang sopir truk yang sudah biasa melintas Jawa dan Bali, jika kamu perlu sopir angkutan barang untuk trayek ke Jawa bisa hubungi teman saya itu. Setelah selesai mengambil beberapa foto akhirnya kami putuskan untuk langsung berangkat ke Besakih, karena cuaca agak mendung, takut nanti kena hujan.

Tanpa hambatan yang berarti akhirnya jarak dari pura Batur ke pura Besakih itu saya tempuh kurang lebih sekitar satu jam karena tepat pukul 13.00 Wita kami sudah tiba di Pura Besakih. Karena naik sepeda motor maka kami bisa langsung naik sampai pada mendekati areal pura dan parkir sepeda motor di sana jadi jalan kakinya tidak terlalu lama untuk bisa mencapai areal pura Besakih. Sampai di Besakih kami putuskan untuk istirahat sejenak. Setelah itu kami langsung menuju Pedarman, teman saya itu pedarman Pasek namun saya juga ikut sembahyang di sana. Setelah selesai sembahyang di Pedarman pasek, baru menuju ke Pedarman saya yakni Sri Kresna Aji Kepakisan, disana berkumpul dari berbagai Dalem, punya saya adalah Dalem Tarukan yaitu pada meru tumpang 9 dan teman saya juga ikut sembahyang di sana.

Sembahyang ke Pura Batur dan Pura Besakih

Setelah selesai sembahyang di masing-masing pedarman, maka kami putuskan untuk naik dahulu ke Pura Gelap yang ada di bagian paling atas dari areal Pura Besakih ini. Jika sebelumnya saya tidak pernah datang ke Pura gelap ini, biasanya sehabis ke Pedarman langsung menuju Pura Penataran Agung, setelah itu selesai. Namun kali ini teman saya mengajak saya ke Pura Gelap terlebih dahulu dan kami pun sembahyang di sana. Jalan menuju Pura Gelap ini sudah bagus yakni sudah dipaping sehingga sangat nyaman perjalanan menuju Pura Gelap ini.

Setelah selesai sembahyang di pura Gelap kami turun lagi untuk persembahyangan terakhir yakni di Pura Penataran Agung. Saat di pura ini juga tidak begitu banyak ada orang yang tangkil jadi kami langsung mendapat tempat duduk dan langsung bisa sembahyang tanpa harus antre dahulu. Setelah selesai sembahyang di Pura Penataran Agung, akhirnya kami langsung turun dan tidak lupa mengambil beberapa foto dan teman saya sempat berfoto dengan seorang bule, setelah itu kami langsung menuju parkir dan tanpa bayar parkir langsung balik lagi menuju Singaraja tepatnya sekitar pukul 15.59 Wita.

Dalam perjalanan pulang yang masih dekat dengan kawasan Besakih, kami sempat terhambat oleh hujan yang lumayan deras akhirnya kami putuskan untuk berhenti di sebuah warung nasi. Kami tidak tahu warung itu menjual menu apa yang saya dengar dia bilang Nyat-nyat dan akhirnya teman saya pesan satu porsi dan setelah lama menunggu akhirnya keluar nasi putih dan kobokan dan terakhir keluarlah Ikan Mujair Nyat-nyat. Akhirnya sambil menunggu hujan reda teman saya menikmati Nyat-nyat Mujair itu dan saya hanya menikmati snack dan beberapa roti saja.

Setelah selesai makan dan membayar semua yang di ambil di warung itu, akhirnya hujan reda juga, kami pun melanjutkan perjalanan pulang menuju Singaraja yang di Desa Tamblang. Namun sebelum itu saya pakai dulu kelengkapan saya seperti jaket, buff, slop tangan dan pastinya kaca mata untuk menepis dinginnya udara sore itu. akhirnya tanpa ada hambatan yang berarti dan ditempuh lebih  dari satu jam kami sampai lagi di Tamblang. Nah itulah cerita perjalanan kami menuju pura Ulun Danu Batur dan Pura Besakih. Om Santhi, Santhi, Santhi Om
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Sembahyang ke Pura Ulun Danu Batur dan Pura Besakih"