Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bersembahyang ke Pura Bukit Pucuk Bang

Akriko.com - Halo Brosis, jumpa lagi dengan saya, kali ini saya akan memberikan informasi tentang salah satu pura unik yang ada di kabupaten Buleleng, tepatnya di desa Bontihing kecamatan Kubutambahan yakni Pura Bukit Pucuk Bang atau Pura Bukit Puncak Sakti.

Bersembahyang ke Pura Bukit Pucuk Bang


Pura ini bisa dibilang unik, lalu kenapa pura ini terbilang unik, karena pura ini terletak di puncak bukit pucuk dan bangunannya tidak seperti pura pada umumnya di Bali, namun pura ini berupa gundukan batu yang berada di atas tanah yang berbentuk segi empat panjang dengan ukuran kurang lebih 2,5 x 1,5 meter.

Pada hari ini Kamis, 31 Agustus 2023 bertepatan dengan purnama katiga yang merupakan tegak karya Piodalan di pura pucuk bang dan saya bersama keluarga bersembahyang kesana naik mobil pickup dari desa Tamblang. Selama perjalanan kesana dan juga perjalanan pulang, banyak juga saya lihat orang yang berjalan kaki menuju pura, mungkin apakah ada berkah lebih jika datang ke pura Pucuk Bang dengan jalan kaki? 

Jalan menuju kesana memang kecil dan juga banyak tanjakan dan turunan curam, namun sudah diaspal dan bagusnya, pengaturan lalu lintas sudah diatur oleh pecalang disana. Caranya adalah dengan membuka dan menutup jalur. Jika ada kendaraan dari bawah akan menuju pura, maka yang dari atas tidak boleh dulu turun, begitu juga sebaliknya. Untuk kapasitas parkir juga lumayan luas, jika parkir penuh maka kendaraan roda empat tidak boleh naik dulu, harus menunggu sampai kantor parkir sudah bisa diisi lagi.

Sebelumnya pada tahun 2016 lalu saya sudah pernah menulis sedikit tentang pura ini dengan judul Pemandangan dari Pura Bukit Puncak Sakti, pada tulisan itu saya cuma menceritakan perjalanan saya ke sana naik motor bersama teman saya dan menikmati pemandangan yang ada disana. Kondisi dulu dengan sekarang sudah jauh berbeda. Dulu belum ada tangga, sekarang sudah ada tangga.

Jalan disana sekarang sudah bagus, untuk mencapai pura yang ada dipuncak sudah ada tangga yang bagus dan juga kokoh, cuma pada ujung tangga pas akan sampai di pura, jalan masih belum ada tangga masih jalan tanah biasa.

Sebelum lanjut kita ulas dulu sedikit cerita tentang Pura Bukit Puncak Sakti ini yang saya kutip dari desa bontihing Blogspot saya tidak tahu apakah data tersebut masih valid atau tidak. Pura Bukit Pucak Sakti terletak di wilayah hutan Desa Bontihing, pura ini memiliki sekitar 200 ekor kijang yang saat ini masih dinyatakan telantar. Padahal satwa langka itu merupakan aset bernilai tinggi yang berpotensi dikembangkan menjadi daya tarik wisatawan di Buleleng.

Bertahannya populasi kijang di wilayah pura semata-mata karena keberadaannya disakralkan oleh masyarakat setempat. Masyarakat Bontihing sangat percaya bahwa kijang tersebut adalah sesuatu yang sakral, sehingga tak ada yang berani memburunya. Namun begitu, masyarakat khawatir dengan adanya pemburu-pemburu liar dari luar Desa Bontihing.

Jika ini tak diperhatikan, dikhawatirkan kijang-kijang tersebut bakal punah. Untungnya, warga Desa Bontihing memang serius menjaga kelestarian satwa kijang tersebut. Warga setempat kadang-kadang menangkap bayi kijang yang tersesat di kebun penduduk. Bayi kijang itu diambil lalu disusukan (menyusui) kepada induk sapi atau kambing. Setelah kijang itu besar lantas dilepas kembali ke hutan.

Biasanya, setiap pagi atau sore hari, apalagi di musim kemarau, gerombolan kijang itu akan turun ke kampung untuk mencari air. Anehnya lagi, jika ada odalan di Pura Bontihing, kijang-kijang itu kadang bermain hingga ke sekitar pura. Jika melihat kijang di sekitar pura waktu odalan, penduduk akan memberinya bekal dengan cara mengalungkan ketupat, kue dan makanan lain di lehernya. Kijang akan pergi lagi ke hutan.

Untuk rentetan sembahyangnya dalam perjalanan, sebelum sampai di parkir, ada satu tempat maturan, kita bisa maturan disana dulu, biasanya dijaga oleh pecalang. Setelah itu sudah sampai di parkir, naik lagi, maka ada pelinggih pohon besar, kita bisa sembahyang dulu disana sendiri-sendiri. Selanjutnya kita menuju pura utama dengan naik tangga terlebih dahulu.

Karena areal pura yang tidak begitu luas, maka setiap pemedek harus antri dulu sebelum bisa sembahyang yang dipimpin oleh pemangku (sembahyang bersama). Paling penting itu adalah, jika sembahyang ke pura Bukit Pucuk Bang, maka disarankan memakai dupa yang warna merah yang maknanya bisa kamu baca pada tulisan saya sebelumnya dengan judul Makna warna dupa untuk sembahyang.

Bersembahyang ke Pura Bukit Pucuk Bang
Tangga pertama sebelum tangga utama


Nah itulah cerita singkat saya tentang perjalanan saya bersembahyang di pura bukit pucuk Bang yang ada di desa Bontihing, semoga bermanfaat dan terima kasih.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Bersembahyang ke Pura Bukit Pucuk Bang"