Arena Tamblang yang Tinggal Kenangan
Akriko.com - Halo semeton Tamblang, jumpa lagi dengan saya, kali ini saya akan mencoba menuliskan tentang kenangan masa-masa disaat sedang jaya-jayanya pemutaran film layar tancap yang berlokasi di Arena Tamblang pada tahun 1980an 1990an.
Apa sebenarnya Arena Tamblang itu? dan dimana lokasinya? Arena Tamblang merupakan gedung serbaguna yang luas dan besar yang berbentuk seperti bioskop karena memiliki panggung yang luas dan ada kursi tempat duduk penonton berupa kursi yang paling rendah berada di depan dan kursi dengan posisi tertinggi berada di belakang layaknya bioskop. Nama dari gedung tersebut sebenarnya adalah gedung Lila Buana Arka, namun jarang orang menyebut nama itu dan lebih sering orang menyebut dengan Arena Tamblang.
Dimana lokasi Arena Tamblang ini? Lokasinya berada di sebelah timur pura Bale Agung sampai di pemandian umum Tamblang (Tlabah desane) atau di pasar swadaya yang sekarang. Arena Tamblang ini memiliki banyak fungsi salah satunya adalah untuk memutar film layar tancap pada masa itu. Saya sendiri juga pernah merasakan masa-masa itu meski waktu itu saya masih kecil dan dari belum sekolah sampai sudah masuk sekolah dasar.
Saat pertama kali gedung Lila Buana Arka ini dibuka, dulu pernah ada pementasan Gong Kebyar mebarung antara gong kebyar Uma Jero dan gong kebyar Sawan. Selain itu pernah juga Gong kebyar dari Denpasar yang tampil di Arena Tamblang ini. Banyak kegiatan seni yang pernah digelar di gadung tersebut. Itu menurut cerita orang yang saya dengar langsung dari sumbernya (Matuane) 😊
Baiklah berdasarkan pengalaman saya, maka saya akan mencoba bercerita juga tentang masa itu masa dimana hanya ada hiburan nonton film di Arena Tamblang. Biasanya pemutaran film diadakan pada hari sabtu / malam minggu, dimana orang akan mencari hiburan malam di desa Tamblang. Jika akan ada pemutaran film maka pamflet film mulai dipasang. Selain itu ada juga mobil keliling yang berisi pengeras suara yang lalu lalang dijalan desa Tamblang dan desa-desa sekitarnya yang sekiranya bisa dijangkau oleh warga untuk menonton film di Arena Tamblang.
Kadang film yang diputar pada malam itu bisa sampai dua judul film maka ada istilah "dua kali show" yang artinya pemutaran film sampai dua kali pada malam itu. Kalau sudah ada film di Arena Tamblang maka banyak pemuda dan pemudi bukan itu saja bahkan orang tua dan anak-anak pun ikut meramaikan. Yang remaja sudah pasti ada yang nonton, kalau anak-anak dan orang tua mungkin hanya sekedar mencari keramaian atau hiburan malam dengan berbelanja di sana, karena pada saat acara itu banyak juga dagang yang berjualan mulai dagang makanan sampai dagang mainan. Termasuk Ibu saya juga pernah berjualan di sini menjual camilan berupa kacang tanah guling, tebu, mlinjo dan lain-lain.
Nah ketika film akan segera mulai di putar maka panitia / penyelenggara akan memanggil para calon penonton yang masih berada di luar arena untuk segera masuk ke arena dan pastinya untuk bisa masuk harus membeli tiket dulu. "para penonton yang masih ada di luar harap segera membeli karcis tanda masuk karena film akan segera diputar" nah seperti itulah panggilannya melalui pengeras suara. Kadang banyak trik yang bisa dipakai untuk bisa masuk tanpa membeli tiket, kadang saya numpang sama orang dewasa untuk bisa ikut masuk. Kadang ada juga yang pura-pura beli kacang, dia bilang sudah sempat masuk, keluar untuk beli kacang. Dulu tiketnya masih manual kayak karcis parkir sekarang, harganya kalau tidak salah sekitar Rp 500 - 1.000 untuk orang dewasa.
Nah jika sudah masuk arena dan film belum diputar maka lampu utama penerangan masih menyala jadi masih biasa-biasa saja suasananya. Nah sekedar tahu aja, didalam arena juga diizinkan untuk berjualan, ada dagang yang menggendong dagangannya dan berkeliling didalam arena, dimana ada yang memanggil, maka penjual akan mencari pembeli itu. Biasanya yang dijual permen, biasanya permen karet, rokok, minuman dan snack lainnya dan penjual menawarkan barangnya dengan berteriak "kacang, roko, permen".
Nah tibalah saat yang ditunggu-tunggu, yakni film akan segera diputar, film-film yang diputar biasanya film aksi Indonesia Seperti Saur Sepuh, Brama Kumbara, Si Buta dari Gua Hantu, Tiga gadis pilihan dan lain-lain. Ada juga pernah saya tonton film Hongkong, film kungfu yang bintangi oleh Jet Lee dan Donnie Yen. Fim mulai maka lampu pun dimatikan nah disana akan mulai ada aksi dari remaja-remaja. Kadang tujuan mereka masuk arena bukan untuk menonton tapi untuk pacaran. Saya sendiri waktu itu masih kecil belum tahu apa-apa jadi fokus saya hanya bermain dan menonton.
Nah tiba saatnya pulang dari nonton film, biasanya filmnya selesai tayang sampai tengah malam, maka mereka pulang berkelompok karena rumah mereka jauh dari lokasi arena. Kadang ada penonton dari luar desa Tamblang juga ikut menonton seperti desa Bila, Bontihing, Bulian dan lain-lain. Dulu jarang sekali ada sepeda motor, maka jalan satu-satunya adalah dengan jalan kaki, ada yang tinggal di babakan, lanyaan klodkangin dan lain-lain mereka pulang berkelompok dan memakai senter atau bobok untuk penerangan jalan.
Nah sehabis menonton kadang ada orang yang kena permen karet pada celananya karena kadang sengaja orang menaruh sisa permen karet pada kursi. Bukan hanya celana, kadang rambut pun sampai bisa kena sisa permen karet karena keisengan dari penonton malam itu. Mungkin tidak banyak kisah-kisah dewasa yang saya tahu, setidaknya bisa membayangkan seperti apa situasi pada malam itu saat menonton film di Arena Tamblang.
Selain untuk pemutaran film, arena Tamblang juga berguna sebagai gedung olahraga, dimana disana bisa bermain bulutangkis. Selain itu saya juga pernah ingat menonton acara apresiasi seni atau acara penutupan pekan olahraga dan seni (Porseni) desa Tamblang, saya sudah lupa tahun berapa itu. Dalam acara itu ada kegiatan seni dan juga pemberian hadiah bagi mereka yang telah ikut bertanding dalam Porseni tersebut. Selain itu malam itu juga ada pertunjukan hiburan seperti tarian tradisional dan juga tarian modern dan hiburan lain-lain. Pernah juga diadakan acara penggalian dana yakni dengan mengadakan Bazzar disana, saya juga lupa tahunnya mungkin di bawah tahun 2000.
Seiring perkembangan jaman maka Arena Tamblang sudah tidak berfungsi dengan maksimal, sudah tidak ada lagi pemasukan dari pemutaran film karena telah tergusur oleh hiburan lain. Sebagai informasi, Arena Tamblang itu milik pribadi bukan milik dari desa Tamblang. Akhirnya pada tahun (.....................) pemilik Arena Tamblang memutuskan untuk memugar Arena Tamblang dan beralih fungsi menjadi pasar sampai saat ini.
Nah itulah sedikit cerita tentang Arena Tamblang yang menjadi pusat hiburan pada tahun 1980-1990an, masih ada yang ingat dengan kisah-kisah di Arena Tamblang, silakan share pada kolom komentar. Saya yakin generasi milenial tidak akan tahu kisah ini kalau tidak diceritakan di sini, Terimakasih.
Foto: djadoelantik.blogspot.com |
Dimana lokasi Arena Tamblang ini? Lokasinya berada di sebelah timur pura Bale Agung sampai di pemandian umum Tamblang (Tlabah desane) atau di pasar swadaya yang sekarang. Arena Tamblang ini memiliki banyak fungsi salah satunya adalah untuk memutar film layar tancap pada masa itu. Saya sendiri juga pernah merasakan masa-masa itu meski waktu itu saya masih kecil dan dari belum sekolah sampai sudah masuk sekolah dasar.
Saat pertama kali gedung Lila Buana Arka ini dibuka, dulu pernah ada pementasan Gong Kebyar mebarung antara gong kebyar Uma Jero dan gong kebyar Sawan. Selain itu pernah juga Gong kebyar dari Denpasar yang tampil di Arena Tamblang ini. Banyak kegiatan seni yang pernah digelar di gadung tersebut. Itu menurut cerita orang yang saya dengar langsung dari sumbernya (Matuane) 😊
Baiklah berdasarkan pengalaman saya, maka saya akan mencoba bercerita juga tentang masa itu masa dimana hanya ada hiburan nonton film di Arena Tamblang. Biasanya pemutaran film diadakan pada hari sabtu / malam minggu, dimana orang akan mencari hiburan malam di desa Tamblang. Jika akan ada pemutaran film maka pamflet film mulai dipasang. Selain itu ada juga mobil keliling yang berisi pengeras suara yang lalu lalang dijalan desa Tamblang dan desa-desa sekitarnya yang sekiranya bisa dijangkau oleh warga untuk menonton film di Arena Tamblang.
Kadang film yang diputar pada malam itu bisa sampai dua judul film maka ada istilah "dua kali show" yang artinya pemutaran film sampai dua kali pada malam itu. Kalau sudah ada film di Arena Tamblang maka banyak pemuda dan pemudi bukan itu saja bahkan orang tua dan anak-anak pun ikut meramaikan. Yang remaja sudah pasti ada yang nonton, kalau anak-anak dan orang tua mungkin hanya sekedar mencari keramaian atau hiburan malam dengan berbelanja di sana, karena pada saat acara itu banyak juga dagang yang berjualan mulai dagang makanan sampai dagang mainan. Termasuk Ibu saya juga pernah berjualan di sini menjual camilan berupa kacang tanah guling, tebu, mlinjo dan lain-lain.
Nah ketika film akan segera mulai di putar maka panitia / penyelenggara akan memanggil para calon penonton yang masih berada di luar arena untuk segera masuk ke arena dan pastinya untuk bisa masuk harus membeli tiket dulu. "para penonton yang masih ada di luar harap segera membeli karcis tanda masuk karena film akan segera diputar" nah seperti itulah panggilannya melalui pengeras suara. Kadang banyak trik yang bisa dipakai untuk bisa masuk tanpa membeli tiket, kadang saya numpang sama orang dewasa untuk bisa ikut masuk. Kadang ada juga yang pura-pura beli kacang, dia bilang sudah sempat masuk, keluar untuk beli kacang. Dulu tiketnya masih manual kayak karcis parkir sekarang, harganya kalau tidak salah sekitar Rp 500 - 1.000 untuk orang dewasa.
Nah jika sudah masuk arena dan film belum diputar maka lampu utama penerangan masih menyala jadi masih biasa-biasa saja suasananya. Nah sekedar tahu aja, didalam arena juga diizinkan untuk berjualan, ada dagang yang menggendong dagangannya dan berkeliling didalam arena, dimana ada yang memanggil, maka penjual akan mencari pembeli itu. Biasanya yang dijual permen, biasanya permen karet, rokok, minuman dan snack lainnya dan penjual menawarkan barangnya dengan berteriak "kacang, roko, permen".
Nah tibalah saat yang ditunggu-tunggu, yakni film akan segera diputar, film-film yang diputar biasanya film aksi Indonesia Seperti Saur Sepuh, Brama Kumbara, Si Buta dari Gua Hantu, Tiga gadis pilihan dan lain-lain. Ada juga pernah saya tonton film Hongkong, film kungfu yang bintangi oleh Jet Lee dan Donnie Yen. Fim mulai maka lampu pun dimatikan nah disana akan mulai ada aksi dari remaja-remaja. Kadang tujuan mereka masuk arena bukan untuk menonton tapi untuk pacaran. Saya sendiri waktu itu masih kecil belum tahu apa-apa jadi fokus saya hanya bermain dan menonton.
Nah tiba saatnya pulang dari nonton film, biasanya filmnya selesai tayang sampai tengah malam, maka mereka pulang berkelompok karena rumah mereka jauh dari lokasi arena. Kadang ada penonton dari luar desa Tamblang juga ikut menonton seperti desa Bila, Bontihing, Bulian dan lain-lain. Dulu jarang sekali ada sepeda motor, maka jalan satu-satunya adalah dengan jalan kaki, ada yang tinggal di babakan, lanyaan klodkangin dan lain-lain mereka pulang berkelompok dan memakai senter atau bobok untuk penerangan jalan.
Nah sehabis menonton kadang ada orang yang kena permen karet pada celananya karena kadang sengaja orang menaruh sisa permen karet pada kursi. Bukan hanya celana, kadang rambut pun sampai bisa kena sisa permen karet karena keisengan dari penonton malam itu. Mungkin tidak banyak kisah-kisah dewasa yang saya tahu, setidaknya bisa membayangkan seperti apa situasi pada malam itu saat menonton film di Arena Tamblang.
Selain untuk pemutaran film, arena Tamblang juga berguna sebagai gedung olahraga, dimana disana bisa bermain bulutangkis. Selain itu saya juga pernah ingat menonton acara apresiasi seni atau acara penutupan pekan olahraga dan seni (Porseni) desa Tamblang, saya sudah lupa tahun berapa itu. Dalam acara itu ada kegiatan seni dan juga pemberian hadiah bagi mereka yang telah ikut bertanding dalam Porseni tersebut. Selain itu malam itu juga ada pertunjukan hiburan seperti tarian tradisional dan juga tarian modern dan hiburan lain-lain. Pernah juga diadakan acara penggalian dana yakni dengan mengadakan Bazzar disana, saya juga lupa tahunnya mungkin di bawah tahun 2000.
Seiring perkembangan jaman maka Arena Tamblang sudah tidak berfungsi dengan maksimal, sudah tidak ada lagi pemasukan dari pemutaran film karena telah tergusur oleh hiburan lain. Sebagai informasi, Arena Tamblang itu milik pribadi bukan milik dari desa Tamblang. Akhirnya pada tahun (.....................) pemilik Arena Tamblang memutuskan untuk memugar Arena Tamblang dan beralih fungsi menjadi pasar sampai saat ini.
Nah itulah sedikit cerita tentang Arena Tamblang yang menjadi pusat hiburan pada tahun 1980-1990an, masih ada yang ingat dengan kisah-kisah di Arena Tamblang, silakan share pada kolom komentar. Saya yakin generasi milenial tidak akan tahu kisah ini kalau tidak diceritakan di sini, Terimakasih.
Posting Komentar untuk "Arena Tamblang yang Tinggal Kenangan"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih