Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenangan Foto Lama Tahun 1998

Halo Brosis, hari minggu ini jadi mengingatkan saya dengan situasi 20 tahun lalu. Kemarin malam ketika saya onbid dikirimi foto jadul oleh kakak saya yang di Jakarta via #WhatsApp. Ketika saya buka isinya foto saya yang lama banget yakni tahun 1998 dan disana saya terlihat masih krempeng dengan gaya pada zamannya terutama rambutnya.


Dulu sudah sempat saya lihat foto ini, namun karena saking sudah lamanya jadi saya lupa kalau saya sempat berfoto seperti itu wajar sih kalau sudah lupa karena umur foto itu sudah 20 tahun lamanya. Foto itu ditemukan oleh Kakak saya ketika membuka album lama dan ternyata isinya ada foto saya semasa baru gede.

Baiklah mumpung kita cerita tentang foto maka saya akan jelaskan sedikit proses bisa adanya foto pada zaman itu. Dulu semuanya serba manual tidak seperti sekarang semua serba digital. Dulu belum ada yang namanya kamera digital, MP3  juga tidak ada yang ada kaset tok untuk bisa memutar lagu pada tape (alat pemutar musik dengan kaset manual).

Saya sudah lupa siapa yang punya kamera tersebut dan dalam rangka apa kok bisa ada kamera waktu itu. Saya rasa waktu itu film pada kamera itu masih ada sisa sehingga saya bisa memakai kamera tersebut. Kalian yang lahir zaman now mungkin tidak pernah merasakan bagaimana penasarannya menunggu hasil foto yang tidak bisa dilihat secara langsung seperti pada kamera digital.

Dulu kamera masih analog banyak yang bilang namanya Kodak, kalau sudah lihat orang bawa kamera maka kamera itu pasti dibilang Kodak, padahal kodak itu merknya bukan kameranya nah itulah kebiasaan. Untuk bisa menggunakan kamera itu maka kita harus mengisi kamera itu dengan film roll dulu seingat saya paling banyak itu merk fujifilm isi roll film itu bisa sampai 36 foto yang bisa dihasilkan.

Setelah film dimasukkan ke kamera maka kita bisa memulai mengambil foto, tetapi sesudah mengambil foto kita tidak bisa langsung melihat hasilnya. Dulu paling takut membuka film dari kamera karena takut "terbakar" dan tidak ada foto yang bisa dicetak. Untuk bisa melihat hasil foto maka kita harus pergi ke studio cuci cetak foto, istilah cuci cetak foto ini disebut juga ngadrek foto.

Kita bawa kamera ke studio cuci cetak nanti tukang disana yang akan membuka film kita yang ada pada kamera. Saat cuci cetak kita juga bisa kecewa karena mungkin ada film yang terbakar sehingga tidak bisa dicetak. Dulu ada istilah cetak biasa dan Kilat, kalau cetak biasa perlu waktu yang lebih lama sedangkan kalau cetak kilat biasanya lebih cepat, seingat saya kalau cetak kilat itu butuh waktu hanya 30 menit.

Sehabis cuci cetak kita akan mendapat dua bagian yakni foto yang sudah jadi yang bisa kita lihat dan bisa kita buatkan album. Satu lagi adalah film yang kita cuci tadi yang merupakan negatif foto (klise) yang kita cetak. Klise ini bisa kita simpan karena ketika suatu saat kita ingin cetak foto yang sama, maka kita cukup bawa klise itu saja untuk dicetak di studio cetak foto.

Untuk foto ini saya ambil sendiri, seingat saya kamera yang saya pakai ini sudah ada timer dan flash, jadi kameranya saya letakkan pada meja dan untuk mengambil foto saya atur timer shutternya, cukup canggih juga kamera pada zaman itu sehingga bisa ambil foto tanpa bantuan orang lain.

Sekarang zaman sudah berubah, 20 tahun dari foto ini saat ini dengan HP pun kita bisa menghasilkan foto dan hasilnya sudah langsung bisa dilihat.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Kenangan Foto Lama Tahun 1998"