Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wisata Syariah Tidak Cocok di Bali

Beberapa minggu ini sedang banyak di bahas tentang Wisata Syariah, baik untuk media sosial maupun media berita online lokal yang ada di Bali. Dari sekian banyak yang saya baca di media sosial, kebanyakan mereka tidak setuju dengan adanya atau dikembangkannya wisata Syariah di Bali karena wisata Syariah itu tidak cocok diterapkan di Bali karena tidak cocok dengan adat dan budaya dan karifan lokal Bali yang mayoritas beragama Hindu, sedangkan yang berkaitan dengan Syariah adalah segala yang berkaitan dengan hukum Islam.

Wisata Syariah Tidak Cocok di Bali

Kabar terbaru tentang Wisata Syariah ini pun sudah sampai pada Bapak Gubernur Bali yakni Made Mangku Pastika, beliau pun mengatakan tidak setuju jika wisata syariah sampai dikembangkan di Bali karena di nilai berpotensi menimbulkan keributan. "Saya nggak setujulah, malah jadi ribut nanti. Jangan pakai begitu-begitu, udah tenang-tenang kok," dikutip dari  republika dan Antara, Selasa (24/11).

Selain dari Gubernur Bali, penolakan juga datang dari Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, mereka mengadakan unjuk rasa dari berbagai elemen kampus dan masyarakat Bali juga menolak wisata syariah di daerahnya, di halaman gedung DPRD Bali hari selasa lalu. Beberapa pengunjuk rasa mengenakan topeng bondres dan di bawah perhatian masyarakat sekitar mereka memasuki halaman DPRD Bali sembari meneriakkan yel-yel menolak wisata syariah di Pulau Dewata.

"Menurut kami syariah tidak cocok dikembangkan di Bali karena tidak sesuai dengan kearifan lokal setempat. Bali selama ini sudah mempunyai budaya sendiri yang sudah dikenal di mancanegara dan tidak perlu diubah lagi," ujar Ketut salah satu pengunjuk rasa dikutip Antara.

Sebenarnya apa itu Wisata Syariah? seperti yang saya baca pengertiannya di internetWisata Syariah atau Halal Tourism adalah salah satu sistem pariwisata yang diperuntukkan bagi wisatawan, baik untuk wisatawan muslim maupun non-muslim yang pelaksanaannya mematuhi aturan syariah. Dalam hal ini hotel, restoran, agen perjalanan, SPA, mengusung prinsip syariah yang tidak melayani minuman beralkohol dan memiliki kolam renang dan fasilitas SPA yang terpisah untuk pria dan wanita. Untuk hotel syariah sudah diatur dalam Peraturan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah.

Jadi bisa dipastikan kalau wisata syariah itu benar-benar menerapkan rukun atau hukum Islam dalam menyelenggarakan sebuah paket wisata. Kalau di Bali dimana ada pusat Islam yang besar sebagai objek wisata? Misalnya kalau memang benar akan dikembangkan Wisata Syariah di Bali  maka sudah pasti tidak ada Wisatawan yang pergi ke pantai karena disana banyak orang berjemur hampir telanjang. Tidak ada lagi wisatawan yang akan datang ke GWK karena itu mungkin berhala. Atau bisa juga tidak akan ada wisatawan yang datang ke Pura Taman Ayun karena itu untuk orang kafir. Biasanya wisatawan domestik hanya mengunjungi beberapa tempat wisata utama seperti, Pantai Kuta, Pantai Pandawa, Bedugul, Pantai Lovina, Pura Taman Ayun, Pura Tanah LotPura Besakih, Jatiluwih, Kintamani, Desa Penglipuran, Tegalalang, Monkey Forest, Joger, Uluwatu.

Mungkin yang ikut program wisata syariah ini adalah orang yang memang benar-benar fanatik, mungkin yang akan datang adalah jika perempuan lengkap dengan memakai burka warna hitam dan menutupi seluruh bagian tubuhnya kecuali mata. Sementara yang pria biasa saja tanpa tahu isi dalam kepalanya apa dia memang benar menikmati wisata syariah. Jika program wisata Syariah mau dikembangkan di Bali nanti wisatawan tersebut mau melihat apa di Bali? mau membangun Masjid? kalau mau wisata syariah, jangan datang ke Bali, di Indonesia masih banyak tempat yang bernuansa Syariah, Aceh misalnya.

Wisatawan datang ke Bali karena mereka sudah tahu Bali punya adat, budaya yang unik yang tidak ada duanya di dunia, begitu juga alamnya, Bali sangat terkenal dengan keberadaan pantainya yang indah, mungkin paling terkenal adalah Pantai Kuta karena ini sebagai salah satu bentuk ikon wisata di Bali, rasanya tidak lengkap datang ke Bali tapi belum berkunjung ke Pantai Kuta. Jadi orang datang ke Bali ingin menikmati pemandangan alam dan melihat seni dan budaya Bali yang tidak bisa ditemukan ditempat lain.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Wisata Syariah Tidak Cocok di Bali"