Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tradisi Tamblang Waluh Saat Penyajaan Galungan

Mendengar kata Tamblang Waluh, saya jadi teringat dengan nama sebuah desa yang ada di Buleleng, tepatnya Desa Tamblang Kecamatan Kubutambahan. Namun Tradisi Tamblang Waluh ini tidak ada hubungannya dengan nama desa Tamblang tersebut meski punya nama yang sama karena Tradisi tersebut tidak ada di Buleleng.

Tradisi Tamblang Waluh Saat Penyajaan Galungan

Tradisi Tamblang Waluh Saat Penyajaan Galungan ini ada di desa Bungaya, Bebandem Karangasem yang sudah ada sejak turun temurun. Tradisi ini termasuk unik dimana para pria dari segala umur berkumpul di perempatan jalan untuk mengadu kekuatan dan menunjukkan keberanian mereka di hadapan para pria lainnya yang menonton.

Tradisi Tamblang Waluh ini merupakan tradisi dimana seorang pria akan mengadu kekuatan mereka dengan pria lain yang sama-sama berani untuk beradu kekuatan. Dalam adu kekuatan tersebut mereka yang berani hanya boleh memakai kaki untuk "berduel" satu lawan satu tanpa ada rasa dendam setelah itu.

Tradisi ini mengadu dua orang pria untuk "Metinjakan" (saling menendang tanpa boleh memukul) ini juga harus memilih lawan yang sepadan, artinya jika ada seorang anak yang berani menantang, maka lawannya juga harus anak-anak. Jika ada orang Dewasa yang berani maka yang dewasa juga lawannya, artinya mereka harus seimbang.

Saat aksi Metinjakan itu berlangsung maka penonton akan mengucapkan kata dalam bahasa Bali yang cukup jorok yakni Katuk, Teli dan Kebengang seperti apa yang terdengar dalam sebuah video. Saya sendiri kurang tahu apa maksud dari pengucapan kata tersebut, yang jelas pasti ada maksud dan tujuannya. Mungkin karena ada kata-kata seperti itu maka tidak ada satu wanita pun yang menonton acara Tamblang Waluh ini?

Nah itulah sedikit informasi dari tradisi Tamblang Waluh yang ada di desa Bungaya atau sering juga disebut Flower Yes Village yang berarada di kecamatan Bebandem, Karangasem semoga bermanfaat.

Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Tradisi Tamblang Waluh Saat Penyajaan Galungan"