Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Alasan Kenapa Pohon Besar di Bali diikatkan Kain Poleng

Kita yang tinggal di Bali sudah barang tentu pernah melihat pohon besar baik di hutan maupun di pinggir jalan. Dalam situasi tertentu tak jarang pohon besar tersebut diikat dengan kain warna hitam putih (Poleng) dan juga kadang ada sesajen di bawahnya yang dihaturkan oleh umat Hindu pada hari-hari tertentu. Bagi kamu yang sudah pernah mendengar cerita tentang pohon besar yang diikat dengan kain poleng, mungkin kamu tidak akan penasaran. Nah bagaimana jika kamu belum tahu, kemudian ada yang bertanya, kenapa pohon besar itu diikat dengan kain poleng?

Ini Alasan Kenapa Pohon Besar di Bali diikatkan Kain Poleng

Supaya jawaban kamu "nak mule keto" maka saat ini kamu sudah datang pada tempat yang tepat karena saat ini saya akan mencoba memberikan jawaban dari pertanyaan kenapa pohon besar diikat dengan kain poleng? misalnya ketika ada anak kecil melihat pohon beringin di pinggir jalan, dia bertanya seperti itu. Nah tanpa panjang lebar kita akan bahas dulu secara perlahan apa makan dari pohon besar yang ada di Bali diikat dengan kain poleng.

Kita kembali dulu ke dasar falsafah/hakekat dari ajaran Hindu Bali adalah Tri Hita Karana, yang berasal dari kata tiga penyebab terciptanya kebahagiaan manusia. Terciptanya kebahagiaan manusia ini adalah adanya hubungan yang selaras antara Manusia dengan Tuhan, Manusia dengan Alam, serta sesama Manusia.

Bagi pohon yang besar seperti beringin termasuk dalam kriteria hubungan Manusia dengan Alam, dimana fungsi pohon adalah sebagai penyaring udara dengan menghasilkan oksigen, sebagai penyedia makanan bagi hewan herbivora, menjadi tempat berlindung bagi hewan, menjaga kesuburan tanah, serta menahan laju air dan erosi dan menjadikan lingkungan lebih nyaman
.
Sedangkan kain Htam-Putih (poleng) dalam Budaya Bali merupakan simbol atau ekspresi dari penghayatan Rwa Bhineda suatu konsep keseimbangan baik dan buruk. Jika kembali ke pertanyaan kenapa pohon besar diselimuti kain hitam putih & diberi sesajen, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut adalah bentuk penghormatan Manusia kepada Alam sekitar dengan memperhatikan dampak baik buruknya perlakuan manusia terhadap alam dengan simbol pepohonan tersebut
.
Apabila Alam dihancurkan dengan penebangan liar, akan mengakibatkan banjir, polusi, dan kepunahan berbagai habitat didalamnya dan akan berdampak juga terhadap manusia itu sendiri, sehingga keseimbangan ini harus dijaga dengan bentuk penghormatan, serta diberikan simbol kain hitam putih pada pohon, dan juga pada benda benda tertentu
.
Demikianlah konsep dari Tri Hita Karana yang selalu di agung-agungkan masyarakat Bali dalam menghadapi perkembangan globalisasi. Mungkin saja dahulu masyarakat Bali menggampangkan jawaban dengan mengatakan ada penunggunya dan tenget (angker) dengan tujuan agar manusia tidak merusak/menebang pohon, sehingga kelestarian alam dapat terpelihara.

Nah jadi sudah jelas bahwa kain poleng yang diikatkan pada pohon besar itu adalah simbol dari penghormatan manusia kepada alam, sejak dahulu leluhur kita sudah memberikan kita contoh-contoh yang baik untuk melestarikan alam, maka dari itu kita sebagai generasi penerus harus tahu apa sebenarnya makan yang tertanam dari setiap hal yang diwariskan oleh leluhur kita.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Ini Alasan Kenapa Pohon Besar di Bali diikatkan Kain Poleng"