Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Motivasi Mereka Menerobos Lampu Merah?

Mungkin tulisan ini hanya sebuah bentuk curhat, namun dari curhat ini semoga nanti ada yang merasa sadar setelah membaca tulisan ini. Kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan saya dari Denpasar ke Singaraja. Kali ini saya naik motor sendirian tanpa boncengan jadi motor terasa lebih ringan dan lebih bagus akselerasinya.

Apa Motivasi Mereka Menerobos Lampu Merah?

Pada hari Kamis tanggal 18 Agustus 2016 saya berangkat dari Kerobokan sekitar pukul 10.00 Wita memilih jalur lewat Jembatan Bangkung jadi saya memilih lewat Penarungan untuk bisa mencapai jalur menuju Sangeh. Sepanjang jalan Penarungan itu perjalanan terasa nyaman. Nah sampai saat ketemu lampu merah di sebuah perempatan.

Saat itu lampu baru saja menyala merah, terlihat pada layar timer masih harus menunggu sekitar 60 detik untuk lampu hijau menyala. Akhirnya saya diam paling di depan. Kemudian ada beberapa pemotor yang juga datang dan diam di samping saya. Nah masuk pada detik 50 dan lampu masih menyala merah, ada beberapa pengendara motor yang sudah melaju dengan kecepatan biasa saja.

Saya yang melihat lampu merah masih menyala dan menunggu lagi 9 detik maka saya putuskan untuk tetap diam, menunggu lampu hijau menyala, baru saya jalan. Di belakang saya juga masih ramai kendaraan roda empat. Mereka yang dibelakang saya tidak satupun membunyikan klakson menyuruh saya melaju ketika ada beberapa pemotor yang sudah melaju meski lampu merah masih menyala.

Setelah lampu hijau menyala, saya pun langsung tancap gas dan melaju dengan kecepatan yang agak tinggi, sementara yang sudah melaju duluan tadi, saya salip dengan membunyikan klakson beberapa kali supaya mereka mau minggir. Kecepatan motor mereka biasa saja, tidak terlihat ada hal yang terburu-buru pada laju motor mereka.

Nah dari kejadian itu apa motivasi mereka ketika harus menerobos lampu merah dan apa susahnya diam lagi beberapa detik untuk menunggu lampu hijau menyala, setelah itu baru melaju? Nah berikut ini akan saya jelaskan beberapa hal yang membuat mereka menerobos lampu merah di perempatan kemarin.

  • Mungkin yang menerobos lampu merah itu sudah tahu situasi di sana sehingga berani menerobos dan yakin kalau tidak akan ada pengendara yang menabraknya.
  • Mungkin mereka terburu-buru mengejar sesuatu, Pokemon Go mungkin? Tapi kalau dilihat dari kecepatan motornya, sepertinya mereka tidak terburu-buru.
  • Mungkin mereka takut kepanasan ketika berada di belakang traffic light dan memutuskan untuk melaju saja ketika lampu masih menyala merah.
  • Mungkin mereka tidak percaya diri ditatap oleh pengendara lain yang ada dari lawan arah yang lampu merah masih menyala juga.
  • Mungkin mereka kebelet pipis, makanya ingin segera melaju dan harus menerobos lampu merah.
  • Atau mungkin saja mereka tidak bisa berhitung dan tidak tahu fungsi warna lampu traffic light?
  • Karena ada satu orang yang menjadi pioneer menerobos lampu merah, maka yang lain juga ikut-ikutan dengan resiko yang sama.
Nah itulah beberapa alasan yang mungkin yang membuat mereka menerobos lampu merah, jika hal itu kamu lakukan maka ini beberapa hal yang mengintai dirimu di jalan raya.
  • Paling mungkin adalah di tabrak, kemungkinannya bisa cedera ringan, berat, bahkan sampai mati. Mending mati, nah kalau cacat seumur hidup, kaki hilang sebelah, siapa yang menyesal, siapa yang disalahkan? Traffic Light?
  • Ketika orang lain dari lawan arah berfikir, lagi 2 detik masih bisa melewati lampu kuning sebelum merah. Nah ketika kamu berfikir masih lagi dua detik, melaju saja, nah saat itulah dari lawan arah ngebut dan kamu sudah melaju, di sanalah bisa terjadi kecelakaan.
  • Malaikat maut, karena saat itu kamu sudah mendekatkan diri dengan malaikat maut.
Selain kisah menerobos lampu merah tersebut, ada lagi satu kejadian yang membuat saya kesal. Saat asik melaju dengan kecepatan agak tinggi, dari lawan arah ada truk, kemudian dibelakang truk itu ada mobil warna hitam, padahal tidak memungkinkan untuk menyalip, namun mobil hitam itu tetap menyalip truk dan akhirnya saya harus menepi menghindari mobil hitam tersebut.

Saya lihat pengemudi mobil hitam itu sudah melambaikan tangan, mungkin bermaksud minta maaf kepada saya. Namun saya hiraukan saja, yang penting saya sudah selamat. Biasanya kalau ada kejadian seperti itu, pengendari yang dirugikan pasti akan marah-marah dan memaki-maki orang yang melanggar itu.

Namun saya tidak melakukan apapun, cuma menarik nafas dalam-dalam sambil menoleh kebelakang dan mengucap syukur, untung bisa menghindar dan selamat. Bagi saya marah-marah dan memaki itu tidak ada gunanya itu hanya buang-buang energi. Lagian semua sudah terjadi jadi sebaiknya tetap cool dan calm. Setelah itu saya lanjutkan lagi perjalanan. Sngkat cerita tanpa menemui hambatan apapun, akhirnya saya sampai di kampung.

Nah dari kejadian orang menerobos lampu merah dan hampir ketabrak itu saya simpulkan, jika saya melaju dan menerobos lampu merah, mengikuti orang-orang tersebut, kemungkinan saya bisa tertabrak saya ada mobil hitam menyalip truk tersebut. Nah itulah cerita perjalanan saya, semoga semoga semakin tertib berlalu-lintas. Karena kecelakaan itu bisa terjadi diawali dengan adanya pelanggaran. Meski kita sudah tertib kadang ada saja orang lain yang tidak tertib dan membawa kita ikut dalam nasibnya. Tetap safety riding mulai dari diri sendiri.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Apa Motivasi Mereka Menerobos Lampu Merah?"