Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Penyebab Warga Munti Gunung Sebagai Pengemis

Seperti diketahui kalau warga Munti Gunung dan sekitarnya di desa Tianyar Barat, Kubu, Karangasem banyak yang miskin dan hidup sebagai gepeng untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Seperti diketahui kalau hal itu sudah menjadi rahasia umum, ketika ketika kita melihat orang minta-minta datang ke rumah kita maka sudah pasti pikiran kita kalau orang itu pasti berasal dari Munti Gunung. Kenapa banyak warga Munti Gunung yang miskin? Ternyata hal itu tidak lepas dari sebuah cerita yang katanya mereka mendapat kutukan dari seorang kakek.

Ini Penyebab Warga Munti Gunung Sebagai Pengemis

Seperti dikutip dari Balipost, ceritanya ditulis seperti ini. Pada zaman dahulu, Munti Gunung merupakan kerajaan. Raja atau pemimpin desa, sedang menggelar rapat di pura Puseh. Saat sibuk rapat, ada seorang kakek yang membawa air. Si kakek itu menawarkan air kepada prajuru desa yang sedang sibuk rapat itu. Namun karena kakek renta itu dekil dan berbau busuk, prajuru desa merasa jijik. Mereka mengatakan tak sudi menerima tawaran air dari si kakek dan kakek itu pun diusir. Disampaikan oleh tetua desa, diduga kakek itu bukanlah kakek sembarangan. Dia mengutuk agar sejak saat itu, warga Munti Gunung jatuh miskin dan desa di pegunungan itu tetap tandus. Karena miskin dan tidak ada sumber mata air, dalam keadaan terpaksa, warga setempat melakoni kehidupan sebagai peminta-minta dan meminta belas kasihan dengan turun ke desa.

Saat ini Perbekel terilih Desa Tianyar Barat, Gede Agung Pasrisak Juliawan berencana untuk menggelar guru piduka ke Danau Batur atau ke Pura Batur di hulu desanya. nantinya direncanakan digelar upacara nuntun Ida Batari Danu Batur dan dilinggihkan di palinggih atau pesimpangan di mata air Sambungnyawa di desanya untuk menghilangkan kutukan yang sudah menghantui warga Munti Gunung sejak dahulu kala.

Bulan depan di pura Desa setempat juga akan digelar upacara balik sumpah. Pada upacara itu menggunakan hewan kerbau atau masyarakat menyebutnya dengan Ngebo atau menggunakan caru kebo. Saat upacara balik sumpah itu digelar, diharapkan warga Munti Gunung yang merantau untuk bisa pulang dan menyempatkan menghaturkan bakti di Pura Desa. Saat ini warga Munti Gunung dan Pendahan dan banjar sekitarnya yang masih melakoni kehidupan sebagai gepeng sebanyak 138 KK atau 285 jiwa.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Ini Penyebab Warga Munti Gunung Sebagai Pengemis"