Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenangan Saat Menjadi Anggota Sispala Bhuwana Mandala

Akriko.com - Sispala merupakan singkatan dari Siswa Pecinta Alam, namun kadang orang jahil suka memplesetkan Sispala menjadi Siswa paling Langka, Siswa Paling Lama dan lain-lain. Namun meski demikian saya tidak pernah gentar untuk menjadi anggota Sispala pada kala itu karena saya belum tahu apa itu sispala yang sebenarnya.

Awalnya saya tidak berniat untuk ikut ekstra kurikuler Sispala, awalnya saya mau ikut ekstra kurikuler bulu tangkis, namun karena banyak syarat seperti harus punya raket dan membayar uang sewa lapangan (kalau gak salah) maka saya memutuskan untuk tidak ikut dan saya masuk ke Sispala dengan modal fisik yang sehat pada kala itu.

Kenangan Saat Menjadi Anggota Sispala

Dengan syarat masuk yang lumayan mudah yakni dengan berlari dan push up dan lain-lain yang berkaitan dengan kekuatan fisik, akhirnya saya lulus dan resmi masuk ekstra kurikuler Siswa Pecinta Alam SMA N 3 Singaraja yang bernama Sispala Bhuwana Mandala yang beralamat di Jalan Pulau Natuna Singaraja Bali. waktu itu yang menjadi pembinanya adalah Bapak Sutawa Redina yang merupakan guru Fisika kala itu dan yang menjadi ketua Sispala saat itu adalah I Gede Rantika.

Kenangan Saat Menjadi Anggota Sispala

Setelah berhasil masuk ikut ekstra kurikuler Sispala ternyata saya tidak langsung menjadi anggota namun masih sebagai calon anggota (CA) untuk resmi menjadi Anggota Sispala maka harus mengikuti Latihan Gabungan yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Loka Samgraha STKIP waktu itu sekarang sudah menjadi Universitas Ganesha (Undiksha).

Nah setelah 4 bulan (1 catur wulan) ikut Sispala maka tiba saatnya untuk ikut Latihan Gabungan (latgab) VII Sispala se Kabupaten Buleleng yang dilaksanakan oleh Mapala Loka Samgraha STKIP yakni pada masa liburan catur wulan pertama sekolah yakni pada tanggal 28-31 Oktober 1998 yang berlokasi di Labuhan Aji Desa Temukus. Saya sudah lupa dari SMA dan SMK mana saja yang ikut, yang jelas saya masih ingat dengan satu teman waktu itu namanya Armada dari SMKN 3 Singaraja (STM).

Awalnya semangat untuk ikut Latgab ini cukup tinggi karena tidak tahu seperti apa suasana latgab yang sebenarnya dan sepertinya sangat menarik dalam kegiatan ini. Sempat bawa kopi sama gula siapa tahu bisa membuat kopi di malam hari buat mengusir ngantuk, ternyata apa yang terjadi semua bekal malah dimakan sama senior dari sekolah karena CA tidak sempat untuk ngopi jangankan ngopi kadang mandi saja tidak sempat karena padatnya kegiatan.

Hari pertama sampai di lokasi tenda tempat kemah yang juga dekat dengan kuburan, sudah langsung disuruh tiarap dan merayap di atas batu krikil yang tajam dan karena kulit tangan ini bukan besi maka lecetlah sedikit kulit tangan ini yang masih belia.  Saya yang berada di belakang orang yang tinggi saat merayap kakinya menyentuh mulut saya dan akhirnya bibir ini juga terasa agak sedikit tebal karena bibir ini terlalu sensitif kena sepatu karena biasanya kena kopi dan roti yang lembut.

Setelah itu saya lupa apa kegiatan selanjutnya, yang jelas ada kegiatan yang seperti dilakukan saat masih latihan di sekolah, seperti prusiking, naik tali tambang, turun tebing, membuat simpul dan lain-lain. Eh mumpung ingat dulu waktu latihan pernah juga turun jembatan sebagai latihan turun tebing tepatnya di jembatan di Penarukan itu.

Kembali ke masa Latgab, setiap peserta Latgab (Junior) mendapat nomor  Calon Anggota (CA) dan itu harus dihafal jangan sampai lupa kalau lupa, hukuman sudah menanti. Setiap akan melakukan kegiatan peserta harus melapor kepada senior contohnya "Lapor Nomor CA 123456 siap melakukan kegiatan prusiking, laporan selesai" seperti itulah laporannya dan selanjutnya menunggu giliran untuk melakukan kegiatan.

Setelah selesai melakukan kegiatan juga harus lapor dengan cara yang sama yakni "Lapor Nomor CA 123456 sudah melakukan kegiatan prusiking, laporan selesai" nah pada saat itulah senior akan mulai membully junior dengan cara bertanya dengan pertanyaan yang menjebak, misalnya "Apakah kamu capek?" dan kami para CA pun bingung menjawab, namun sebagai Sispala pantang untuk berkata capek dan kami pun menjawab "lapor tidak " nah setelah itu barulah kita disuruh memberikan hiburan seperti bernyanyi atau menari dan lain-lain. Selain itu saya lupa seperti apa lagi kegiatannya.

Lanjut ke hari berikutnya yakni kita disuruh jalan bebek dari kemah menuju lokasi turun tebing di desa Tiga wasa dan karena ada satu junior yang melanggar maka kami semua pun dihukum karena kita disini adalah satu untuk semua dan semua untuk satu.  Kami disuruh push up mengepalkan tangan di atas jalan aspal yang kasar.

Setelah itu kami di tanya capek lagi oleh salah satu senior dan kami pun menjawab tidak. Setelah itu kami ditanya haus dan kami pun menjawab tidak karena tidak lebih baik dari pada bilang yang sebenarnya karena pada prinsipnya disini hanya ada dua pasal yakni pasal satu senior selalu benar dan junior selalu salah dan  pasal dua  jika senior salah maka kembali ke pasal satu, jadi kita CA cuma bisa pasrah.

Setelah itu tiba-tiba ada senior yang baik hati memberi kita snack kacang macan, dalam hati kita sudah merasa sangat senang sekali, masing-masing CA diberikan sebanyak 2-3 biji tapi jangan dimakan dulu, setelah semua memegang kacang baru dimakan dan dikunyah saja tidak boleh ditelan. Setelah selesai dikunyah maka kacang yang sudah ada di mulut dan sudah siap untuk ditelan itu dikeluarkan lagi dan di taruh di telapak tangan, setelah itu baru tukar dengan milik teman dan setelah itu baru dimakan.

Setelah itu kita dikasih minum air setiap orang mendapat satu tutup botol air mineral, eits tapi tidak langsung telan tapi cuma dikumur baru dikeluarkan lagi dan ditaruh pada satu gelas, setelah semua mendapat air dan dikumur dan ditaruh pada satu gelas maka air itu baru diminum dan yang terakhir lah yang paling banyak minum karena dia yang harus menghabiskan. Seingat saya waktu itu Armada lah yang harus menghabiskan air liur itu.

Pada malam hari sehari sebelum hari terakhir maka ada acara api unggun, disana ada acara suka duka selama latihan gabungan, mulai dari senior yang paling kejam, saya masih ingat namanya yakni cewek namanya Ester dan yang paling baik namanya saya lupa. Setelah itu kayaknya ada acara makan bersama, saat acara makan juga kita tidak langsung makan namun dikunyah dulu satu suapan lalu dikeluarkan dan kemudian dicampur dengan nasi baru kita makan bersama.

Setelah itu hari terakhir bangun pagi-pagi saya lupa mau ngapain yang jelas pagi-pagi sudah mendapat hukuman berdiri dengan satu kaki di pinggir pantai dan jika ada yang terjatuh maka harus maju ke tengah pantai. Karena saking banyaknya yang enaknya hukuman hingga akhirnya kami semua sampai ditengah laut dengan air sudah mencapai dagu.

Setelah itu kami lupa, kayaknya kita dikasi sabun untuk mandi di laut dan herannya kenapa tidak keluar busa? dan setelah itu saya benar-benar lupa apa yang terjadi dan kita ingatnya waktu pulang saja dengan perasaan yang bebas merdeka dan menjadi anggota resmi Sispala dan mendapat piagam dari Mapala Loka Samgraha Undiksha. Nah seperti itulah cerita saya saat ikut latihan gabungan jika masih ada yang ingat dengan cerita ini silakan tambahkan pada kolom komentar.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Kenangan Saat Menjadi Anggota Sispala Bhuwana Mandala"