Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sedikit Cerita Tentang Nyepi Tahun Saka 1937

Om Swastyastu, Salam sejahtera bagi kita semua, semoga kebaikan datang dari segala penjuru. Nyepi kali ini tahun baru Saka 1937 sudah berlalu mungkin banyak cerita yang bisa diceritakan dari pengalaman Nyepi kali ini. Misalnya saat pengerupukan dimana ada banyak Ogoh-ogoh yang diarak dijalan sehingga ada banyak hiburan saat pengerupukan tersebut. Banyak disana pemuda dan pemudi mengeluarkan kreasinya untuk memeriahkan  acara pengerupukan yang datangnya setahun sekali.

Kali ini saya mau sedikit bercerita tentang kebiasaan orang saat Nyepi. Sebelumnya saya mau balik dulu ke masa dimana kita masih bisa mendapatkan ilmu atau pendidikan tentang Agama di sekolah. Saya yakin setiap orang yang pernah mengenyam pendidikan formal pasti pernah mendapat pendidikan ilmu Agama sewaktu dari SD bahkan sampai SMA. Saya yakin sewaktu SD pasti sudah pernah diajarkan tentang Hari Raya Nyepi dan bagaimana saat Nyepi itu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Saya yakin untuk Umat Hindu semuanya sudah tahu kalau saat Nyepi itu kita harus Mebrata yaitu melaksanakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari empat bagian yaitu Amati Gni artinya tidak menyalakan api atau penerangan, Amati Karya artinya tidak melakukan pekerjaan, Amati Lelungaan artinya tidak bepergian dan Amati Lelanguan artinya tidak mencari hiburan selain itu saat Nyepi kita juga harus berpuasa selama 24 jam penuh.

Saya sendiri baru bisa melaksanakan Catur Brata Penyepian itu sejak tiga tahun terakhir yaitu sejak Nyepi tahun saka 1935, 1936 dan terakhir Nyepi kali ini 1937 dimana saat itu saya sudah bisa Amati Gni artinya tidak menyalakan api atau penerangan (tidak merokok), Amati Karya artinya tidak melakukan pekerjaan, Amati Lelungaan artinya tidak bepergian diam di rumah saja dan Amati Lelanguan artinya tidak mencari hiburan dan satu lagi pastinya saya juga sudah bisa untuk berpuasa penuh selama 24 jam. Kadang yang terakhir ini Amati Lelanguan yang artinya tidak mencari hiburan kadang susah sekali, karena tidak bisa mengendalikan diri untuk buka HP sekedar mengecek feed facebook atau twitter dan lihat perkembangan blog, sementara hiburan nonton tv atau denger radio sudah bisa saya lewati.

Pada kenyataannya apa yang pernah diajarkan dahulu waktu SD sepertinya sudah terlupakan atau mungkin tidak bisa melaksanakan Catur Brata Penyepian itu karena berbagai faktor, lain masalahnya kalau orang lagi sakit sehingga tidak memungkinkan orang untuk melaksanakan Catur Brata Penyepian seperti Puasa penuh 24 jam. Melihat fenomena saat ini Pakem Nyepi sudah jauh dari ajaran sebenarnya yang harus melaksanakan Catur Brata Penyepian, kebanyakan orang melanggar semua itu.

Melihat fenomena Nyepi dari tahun ke tahun seingat saya karena saya dahulu juga pernah melanggarnya, biasanya Nyepi ini dijadikan kesempatan untuk bermain-main di jalan raya karena saat Nyepi tidak ada kendaraan yang lewat kecuali dalam keadaan darurat misalkan ada orang sakit baru diizinkan kendaraan lewat. Biasanya kalau Nyepi kita harus puasa tetapi kenyataannya setiap super market penuh antrian orang berbelanja untuk membeli bekal makan saat Nyepi. Pada kenyataannya lauk saat Nyepi itu lebih enak dari hari biasanya oleh sebab itu kadang jadi alasan orang untuk susah berpuasa karena godaan makanan enak itu. Selain itu Nyepi juga dijadikan kesempatan untuk kumpul-kumpul bersama teman-teman sambil sedikit minum. Selain kegiatan itu dilakukan offline, tanpa berfikir mereka pun mengunggah kegiatan mereka itu di media sosial seperti facebook nah jadilah banyak orang tahu merek sedang melakukan apa saat Nyepi.

Mungkin itu sedikit yang saya lihat mungkin masih banyak yang tidak terlihat dari aktifitas saat Nyepi yang mungkin tidak sesuai dengan ajaran Hindu. Dari sana saya ingin bertanya apakah kita sudah menghormati Hari Raya Agama kita sendiri? mungkin mereka sudah tahu jawabannya atas apa yang mereka lakukan, sekarang kembali ke diri kita masing-masing untuk kesadaran kita menghormati Hari Raya Agama kita sendiri. Bagaimana orang akan menghargai Agama kita kalau orangnya sendiri tidak menghormati Agamanya sendiri. Kenyataannya mereka bangga karena Nyepi ini sudah terkenal secara internasional cuma saat Nyepi di Bali bisa menutup Bandara Internasional selama 24 jam.

Selain itu mungkin ada orang yang tidak berkepentingan dengan Nyepi karena di Bali banyak juga yang beragama selain Hindu saat seperti ini toleransi antar umat beragama tentu harus dilaksanakan supaya tidak terjadi benturan. Kadang orang tidak sadar atau sengaja pada saat Nyepi ada saja segelintir orang dari umat lain yang menghina Hindu saat Nyepi dan ini hampir terjadi setipa tahun, Nyepi kali ini juga ada satu yang mencuat ke media sosial facebook dimana yang punya akun facebook tersebut menulis isinya pada intinya gara-gara Nyepi stasiun tv tutup sehingga tidak bisa menonton laga Arsenal dan dengan kata-kata yang bernada kotor dan makian. Dari kejadian itu banyak netizen terutama yang Hindu geram dengan ulah dari orang yang mengunggah status tersebut di facebook.
Gambar ini yang banyak beredar di media sosial
Contoh di atas adalah salah satu bentuk tidak menghormati Agama orang lain dan tentu itu tidak benar di saat kita hidup majemuk dengan banyak Agama yang ada di Indonesia dan Bali Khususnya. Siapa lagi yang disuruh menghormati Agama kita sendiri kalau bukan kita? nah kalau begini keadaannya apakah kita harus marah ketika Agama kita dinistakan seperti itu? Menurut pendapat saya itu hanya hal kecil yang mungkin berdampak besar bagi yang merasa dinistakan, tetapi bagi saya itu membuat saya sedikit sakit hati, saya berusaha menghormati Agama saya sendiri dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian tetapi di sisi lain ada segelintir orang yang menghina Hindu terutama saat Nyepi sakitnya tuh di sini. Tetapi saya tidak ambil pusing dengan kejadian itu biarkan pihak terkait menyelesaikan masalah itu, misalnya PHDI bali mungkin. Kabar terakhir kasus ini sudah dilaporkan sejumlah organisasi kemasyarakatan di Pulau Dewata melaporkan kasus dugaan pelecehan Hari Raya Nyepi ke Kepolisian Daerah Bali. Terakhir pesan saya mari kita hormati Agama kita sendiri kalau bukan kita siapa lagi. Om Shanti Shanti Shanti Om
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Sedikit Cerita Tentang Nyepi Tahun Saka 1937"