Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kintamani dengan Pemandangan Alam Gunung dan Danau Batur

Gunung Batur di lihat dari Penelokan
Kali ini menyempatkan diri untuk keluar dari rumah sekedar memanjakan mata dengan pemandangan yang luas dan jauh mata memandang, karna jarang-jarang bisa menikmati cerahnya hari minggu. Tempat yang paling gampang untuk menikmati pemandangan adalah Kintamani tak perlu saya jelaskan lagi kintamani itu dimana, tepatnya di daerah penelokkan, disana kita bisa menikmati pemandangan Gunung dan danau Batur. Suasananya cukup nyaman karna cuacanya sejuk dan cerah meskipun tadi sempat hujan selama perjalanan tepatnya di daerah tegalalang, ternyata di kintamani tidak ada hujan cuacanya cerah pemandangan yang hijau dan juga ramai wisatawan lokal dan manca negara.

Anak kecil yang berbaju biru berusaha menawarkan tattoo kepada orang yang berbaju putih

Bukan rahasia lagi dimana-mana yang namanya pedagang asongan itu baik anak kecil atau orang dewasa, laki atau perempuan, selalu menghampiri setiap orang yang datang bahkan belum turun dari kendaraan pun sudah di datangi. Kebetulan saya baru datang langsung parkir dan duduk sambil mengeluarkan kamera jadul saya, tiba-tiba datang seorang anak menawarkan tattoo tidak permanen, dia pun duduk disebelah saya sambil terus menawarkan harga dan berharap saya menawar untuk sebuah tattoo. Karna belum juga kabur maka saya ajal dia sedikit mengobrol masalah pekerjaannya menjual tattoo, dan saya pun mulai mempertanyakan beberpa pertanyaan seperti di bawah ini #Q= Question dan #A= Answer berikut sedikit percakapan saya dengan dua anak penjual tattoo:
Pusat informasi mengenai Gunung Batur yang masih bersih dari Coretan
  1. #Q: Sudah berapa lama berjualan tattoo? #A: kurang lebih sudah setahun.
  2. #Q: Kamu masih sekolah? Kelas berapa? #A: saya masih sekolah kelas 6 jawab anak pertama dan kelas 5 jawaban anak kedua.
  3. #Q: Dari jam berapa mulai berjualan? #A: kalau hari libur mulai dari jam 8 sudah ada disini sampai jam 6 sore, kalau hari sekolah jualan mulai jam 1.30 sampai jam 6 sore.
  4. #Q:  Kira-kira tau gak berapa orang yang punya pekerjaan seperti kamu disini? Umur paling kecil berapa dan tua berapa? #A: jawan anak kedua, kurang lebih 600 orang, itu dari yang paling kecil ada anak kelas 4 SD dan yang tua juga banyak, saya kurang tau persis.
  5. #Q: Siapa yang membuat kamu berjualan disini, di suruh atau keinginan sendiri? #A: saya berjualan atas keinginan sendiri, buat nyari bekal sekolah, Bapak saya juga kerja disini, jualan juga!
  6. #Q: Apa sekolah kamu tidak terganggu dengan pekerjaan ini? #A: tidak, karna selama ini saya bekerja di luar jam sekolah, jadi saya bisa mengatur waktu.
  7. #Q: Hari apa biasanya paling ramai disini? #A: biasanya hari minggu atau hari raya seperti galungan dan kuningan atau juga saat tahun baru.
  8. #Q: Berapa penghasilan sehari berjualan tattoo? Kadang bisa gak dapet sama sekali, kalau dapet paling sekitar 70 ribu sampai 100 ribu saja!


Karna saya cerca dengan pertanyaan dan saya pun tak kunjung membeli tattoonya, si anak pun pergi, Mungkin hanya itu percakapan saya dengan dua anak kecil tadi, mungkin banyak pertanyaan yang lebih penting yang seharusnya saya tanyakan, karna ini dadakan jadi tidak ada persiapan pertanyaan dari rumah.
Seorang nenek mencoba menjual buah kepada Bule
Pada kesempatan lain di tempat yang sama, saya mengamati seorang nenek penjual buah, dengan gincu merah di bibirnya, nenek itu menjual buah kepada setiap tamu bule yang lewat, triknya adalah, si nenek memberikan buah secara cuma-cuma kepada tamu, kemudian si nenek menyuruh mencoba rasa buah yang di berikan tadi, sambil ngobrol si nenek terus memberi buah kepada tamu dan pada akhirnya nenek itu berhasil menjual buah kepada bule entah berapa harganya saya kurang jelas mendengarnya yang saya perhatikan harganya dari lima ribu sampai lima dollar. Setelah lama duduk di penelokan saya sempatkan untuk turun ke toya bungkak sekedar melihat-lihat saja, maunya menanyakan tempat start untuk mendaki gunung batur, tetapi lupa.

Kemudian perjalanan saya lanjutkan menuju ke tukad bangkung berharap nanti mampir di air terjun nung-nung, tetapi karena mendung dan sedikit hujan, saya mengurungkan niat itu dan saya langsung pulang, perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkan. Mungkin hanya itu cerita di hari minggu kemarin, sekian dan terimakasih.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Kintamani dengan Pemandangan Alam Gunung dan Danau Batur"