Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seorang Dokter Spesialis Divonis Kanker Paru Stadium C Karena Asap Rokok

Pagi ini saya membaca sebuah postingan yang dibagikan oleh teman di facebook. Isi dari postingan tersebut adalah tentang akibat merokok terutama bagi perokok pasif yang katanya lebih berbahaya. Postingan aslinya diposting oleh akun facebook bernama Linda Anugerah, saya sedikit tahu tentang orang yang bernama Linda Anugerah ini meskipun tidak pernah bertemu. Namun sepak terjangnya di dunia maya dan juga didunia nyata tentang masalah sosial membuat Ibu ini cukup terkenal dan sampai saat ini akun facebook dengan nama Linda Anugerah sudah diikuti oleh 18.782 orang per tanggal 9 Juni 2017.


Saya yakin apa yang diceritakan dalam postingan itu adalah nyata dan tidak mungkin mengada ada. Dalam postingan itu intinya adalah seorang dokter muda yang baru lulus menjadi dokter spesialih harus menerima kenyataan pahit ketika divonis mengidap kanker paru stadium 3C yang artinya penyakit itu sudah sangat parah.

Berikut adalah postingan Linda Anugerah per tanggal 8 Juni 2017, saya edit sedikit kata-kata yang disingkat supaya terlihat rapi dalam postingan saya ini.


Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan sahabat saya. Dia seorang dokter. Dia bercerita tentang teman kuliahnya yang baru saja lulus menjadi dokter spesialis. Temannya tersebut, sebut saja Ibu M, masih muda, 40 tahunan, memiliki 2 anak yang masih kecil. Menurut cerita teman saya, Ibu M seorang dokter yang pintar, baik dan gaya hidupnya sangat sehat. Tapi ternyata 2 bulan lalu divonis menderita kanker paru stadium 3C..! 
Ibu M mengaku bahwa nyawanya tinggal 1 strip (menuju stadium 4). Saat ini Ibu M menjalani pengobatan intensif dengan biaya yang besar. Tabungannya terkuras, bahkan teman-temannya sampai mengumpulkan donasi untuk membantunya..😟
Ironisnya, setelah ditelusuri penyebabnya, kanker paru yang diidap Ibu M, berasal dari Ayahnya sendiri yang merupakan perokok berat. Sejak kecil Ibu M terus terpapar asap rokok Ayahnya. Puluhan tahun Ibu M menjadi perokok pasif. Di rumah, di mobil, di mana pun Ibu M terpaksa ikut menghirup asap rokok Ayahnya. Dan itulah yang menyebabkan dia akhirnya terkena kanker paru-paru. Sangat menyedihkan. Disaat Ibu M baru saja lulus menjadi dokter spesialis dan sedang menata hidup bersama suami dan anak-anaknya, vonis itu datang dan memporak-porandakan segalanya..
Pelajaran apa yang bisa dipetik dari kejadian yang menimpa Ibu M? Untuk Anda para perokok, mohon renungkanlah cerita ini. Tegakah Anda jika suatu saat anak-anak Anda mengalami nasib seperti Ibu M? Secara tidak langsung Andalah yang menjadi "pembunuh" anak Anda sendiri dan membuat cucu-cucu Anda menjadi anak yatim/piatu. Cobalah sejenak bayangkan. Kejadian ini bisa terjadi pada siapa pun. Dan jika sudah terjadi, menyesal pun sudah tak ada gunanya, karena waktu tak bisa diputar balik.
Jika dalam foto ini tercantum kata-kata : merokok membunuh mu, maka kata-kata tersebut bisa saja menjadi : merokok membunuh mu, anak-anak mu, dan orang-orang yang menyayangimu..😢
Mengapa saya tergerak menuliskan hal ini? Karena Alm Papa saya juga meninggal karena infeksi paru-paru akibat kebiasaannya merokok. Tapi untungnya saya tidak sampai menjadi perokok pasif karena sejak kecil saya sudah merantau dan tinggal jauh dari orang tua.
Jika masih ada waktu untuk mencegah hal-hal buruk terjadi pada diri Anda dan anak cucu Anda. Mengapa Anda tidak berusaha melepaskan diri dari jerat rokok..? Cobalah lakukan itu selagi Anda masih sehat, selagi masih ada cukup waktu untuk memperbaiki gaya hidup dan kwalitas kesehatan Anda dan keluarga Anda. Saya yakin dengan doa, tekad dan niat yang kuat, Anda pasti bisa.. Astungkara..😇😇😇
**silahkan di-share jika berkenan..😊

Nah itulah status atau postingan panjang dari Ibu Linda Anugerah yang menceritakan tentang baya asap rokok bagi orang-orang yang ada di dekat para perokok. Saya sendiri yang sudah hampir lima tahun berhenti merokok tidak pernah melarang orang lain untuk merokok, namun kadang saya berfikir kenapa perokok itu tidak melihat situasi ketika akan membakar rokoknya.

Sampai saat ini juga setelah 5 tahun berhenti merokok saya belum punya rumah dan juga belum punya mobil, tapi jika dengan kondisi yang diceritakan di atas maka saya sudah ikut andil untuk menjaga kesehatan orang-orang yang ada di sekitar saya dengan tidak menjadikan mereka perokok pasif.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Seorang Dokter Spesialis Divonis Kanker Paru Stadium C Karena Asap Rokok"