Teringat Dengan Teman Waktu SMA
Brosis, beberapa hari ini saya selalu teringat dengan salah satu teman waktu SMA, enggak tahu apa penyebabnya belakangan ini saya terus terhantui oleh salah satu kisah pertemanan saya waktu SMA dengan seorang pria dari Bungkulan. Pertemanan ini terjadi waktu saya kelas 2 SMA, dahulu kita sering ngumpul di rumahnya yang berada di jalan Nangka atau banjar Ancak. Jika ada waktu kita hampir kumpul di sana sekadar ngobrol atau main gitar. Gak ada yang main smartphone karena pada masa itu belum ada HP.
Saya ceritakan beberapa hal-hal yang kami alami saat itu, dulu waktu saya naik motor dari rumah saya tidak berani membawanya ke kota atau ke sekolah, lalu saya titip motor di rumahnya dan kita naik angkutan umum bersama. Dulu saya pernah menyuruh mengecat gitar bolong saya tanpa memberikan cat dan koas dan dia pun menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Setiap malam minggu pasti kumpul di rumahnya bersama teman-teman yang lain ada yang dari Kubutambahan dan ada juga dari sekitar sana meski beda sekolah. Teman saya yang satu ini memang agak tempramental atau keras kepala dan sedikit bicara namun orangnya asik, dia juga punya jiwa seni yang tinggi, melukis dan mengukir semua dia kuasai. Banyak kisah yang kami jalani saat masih sama-sama satu kelas selama satu tahun itu.
Nah tiba saatnya saat kami naik kelas dan kami pun harus terpisah satu sama lainnya karena mengambil jurusan yang berbeda-beda, ada masuk kelas Bahasa, ada masuk kelas IPS dan ada juga masuk kelas IPA. Saat itu kami mulai jarang berkumpul karena sudah tidak satu kelas lagi dan mungkin kerena memiliki teman baru dalam satu kelas.
Sejak saat itu pun hubungan kami mulai renggang, dulu tidak ada yang namanya BBM, WA, Line, wong SMS aja belum ada, oleh sebab itu kita susah berkomunikasi. Meskipun dulu banyak telepon umum namun teman yang akan dihubungi tidak punya telepon rumah. Nah akhirnya kami pun mulai jalan dengan teman kami yang baru.
Mungkin saja saya yang salah karena hampir tidak pernah main lagi ke rumahnya padahal dulu kita akrab banget. Pernah saya ketemu di jalan waktu itu masih SMA, kejadiannya pas sudah pulang sekolah, saya naik motor sendirian dan saya melihat dia jalan kaki sendirian. Saya menghampiri dia dengan maksud mengajak dia pulang bareng karena memang satu jalur, namun apa yang terjadi dia tidak mau naik dan sepertinya dia merasa kecewa dengan saya. Berapa kali saya suruh naik ke motor saya dia tetap menolak dan menyuruh saya jalan duluan. Oleh karena dia tidak mau naik motor saya maka saya pun memutuskan untuk meninggalkannya tanpa merasa ada sesuatu dalam pikiran saya dan berfikir kenapa dia tidak mau naik motor saya.
Sebelumnya saya pernah mendengar dia berkata seperti ini "Dapet yang baru yang lama dilupakan" ketika mendengar kata itu dari dia, saya cuek saja, dalam pikiran saya mungkin dia punya masalah dengan cewek atau siapalah yang membuat dia merasa dicampahkan. Dulu saya tidak peka dengan apa yang dia ucapkan, mungkin yang dia maksud itu adalah saya yang sudah tidak pernah main lagi ke rumahnya oleh sebab itu dai merasa kesal dengan saya dan tidak mau naik motor saya ketiak saya ajak pulang bareng.
Memang salah ku dulu yang tidak pernah main lagi ke rumahnya setelah kita pisah kelas, enggak tahu beberapa hari belakangan ini saya selalu teringat kejadian ini, apa dia juga mengingat kisah ini? Jujur ketika saya menulis kisah ini saya jadi merinding mengingat kisah itu, apa ini yang disebut dengan sahabat sejati meski sudah terpisah hampir puluhan tahun masih ada getaran untuk bisa dipertemukan lagi? Sudahlah mungkin saya akan mencoba mencari kontaknya dari teman-teman semasa SMA yang berteman di facebook dengan saya terutama waktu kelas 1-2 SMA N 3 Singaraja.
Saya ceritakan beberapa hal-hal yang kami alami saat itu, dulu waktu saya naik motor dari rumah saya tidak berani membawanya ke kota atau ke sekolah, lalu saya titip motor di rumahnya dan kita naik angkutan umum bersama. Dulu saya pernah menyuruh mengecat gitar bolong saya tanpa memberikan cat dan koas dan dia pun menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Setiap malam minggu pasti kumpul di rumahnya bersama teman-teman yang lain ada yang dari Kubutambahan dan ada juga dari sekitar sana meski beda sekolah. Teman saya yang satu ini memang agak tempramental atau keras kepala dan sedikit bicara namun orangnya asik, dia juga punya jiwa seni yang tinggi, melukis dan mengukir semua dia kuasai. Banyak kisah yang kami jalani saat masih sama-sama satu kelas selama satu tahun itu.
Nah tiba saatnya saat kami naik kelas dan kami pun harus terpisah satu sama lainnya karena mengambil jurusan yang berbeda-beda, ada masuk kelas Bahasa, ada masuk kelas IPS dan ada juga masuk kelas IPA. Saat itu kami mulai jarang berkumpul karena sudah tidak satu kelas lagi dan mungkin kerena memiliki teman baru dalam satu kelas.
Sejak saat itu pun hubungan kami mulai renggang, dulu tidak ada yang namanya BBM, WA, Line, wong SMS aja belum ada, oleh sebab itu kita susah berkomunikasi. Meskipun dulu banyak telepon umum namun teman yang akan dihubungi tidak punya telepon rumah. Nah akhirnya kami pun mulai jalan dengan teman kami yang baru.
Mungkin saja saya yang salah karena hampir tidak pernah main lagi ke rumahnya padahal dulu kita akrab banget. Pernah saya ketemu di jalan waktu itu masih SMA, kejadiannya pas sudah pulang sekolah, saya naik motor sendirian dan saya melihat dia jalan kaki sendirian. Saya menghampiri dia dengan maksud mengajak dia pulang bareng karena memang satu jalur, namun apa yang terjadi dia tidak mau naik dan sepertinya dia merasa kecewa dengan saya. Berapa kali saya suruh naik ke motor saya dia tetap menolak dan menyuruh saya jalan duluan. Oleh karena dia tidak mau naik motor saya maka saya pun memutuskan untuk meninggalkannya tanpa merasa ada sesuatu dalam pikiran saya dan berfikir kenapa dia tidak mau naik motor saya.
Sebelumnya saya pernah mendengar dia berkata seperti ini "Dapet yang baru yang lama dilupakan" ketika mendengar kata itu dari dia, saya cuek saja, dalam pikiran saya mungkin dia punya masalah dengan cewek atau siapalah yang membuat dia merasa dicampahkan. Dulu saya tidak peka dengan apa yang dia ucapkan, mungkin yang dia maksud itu adalah saya yang sudah tidak pernah main lagi ke rumahnya oleh sebab itu dai merasa kesal dengan saya dan tidak mau naik motor saya ketiak saya ajak pulang bareng.
Memang salah ku dulu yang tidak pernah main lagi ke rumahnya setelah kita pisah kelas, enggak tahu beberapa hari belakangan ini saya selalu teringat kejadian ini, apa dia juga mengingat kisah ini? Jujur ketika saya menulis kisah ini saya jadi merinding mengingat kisah itu, apa ini yang disebut dengan sahabat sejati meski sudah terpisah hampir puluhan tahun masih ada getaran untuk bisa dipertemukan lagi? Sudahlah mungkin saya akan mencoba mencari kontaknya dari teman-teman semasa SMA yang berteman di facebook dengan saya terutama waktu kelas 1-2 SMA N 3 Singaraja.
Posting Komentar untuk "Teringat Dengan Teman Waktu SMA"
Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih