Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gowes Jangan Hanya Jadi Trend, Tapi Jadi Rutinitas

Sejak dari tahun 2007 saya sudah suka bersepeda dan sampai sekarang saya masih aktif bersepeda meski selalu sendiri, namun itu memuat saya lebih bahagia. Sejak 2007 lalu saya baru bisa bersepeda karena baru tahun itu saya baru bisa membeli sepeda murah merek Polygon Premier 1.0 yang harganya tak sampai Rp 2 juta. Sejak saat itu saya pun rutin bersepeda, seminggu kadang sampai 2 kali. Saat itu saya tinggal di Batubulan, jadi rute saya ya sekitar Batubulan ke ubud. Dulu biasanya rute saya paling sering ke arah selatan ke Singapadu kemudian belok ke kanan ke Negari kemudian terus sampai ke ubud balik lewat Mas dan kadang lewat Pasar Sukawati atau lewat Batuan tergantung kondisi dan akhirnya kembali di Kost di Batubulan.

Gowes Jangan Hanya Jadi Trend, Tapi Jadi Rutinitas

Kegiatan saya bersepeda hampir tidak pernah berhenti sejak tahun 2007 itu saya rutin bersepeda tetapi dengan rute yang sama dan masih dengan sepeda murah itu. Pada akhirnya saya memutuskan untuk membeli sepeda balap lama mereknya Golden Eagle yang sudah sedikit dimodifikasi dengan harga Rp 600.000, dengan sepeda balap itu saya sempat gowes bersama teman saya yang juga memakai sepeda balap Polygon Roadster. Waktu itu kami memutuskan untuk berangkat pagi hari jam 06.00 Wita dari Batubulan, awalnya cuma mau sampai di Pura Goa Lawah saja, tapi karena masih pagi kami memutuskan untuk lebih jauh lagi, yakni ke Pelabuhan Padangbai. Saat menuju perjalanan ke Padang Bai kami sempat bertemu dengan mantan atlet balap Bali, di sana kami sempat diberikan tips membalap dan mengatur posisi sadel yang tepat supaya gowes menjadi nyaman, dan akhirnya Bapak itu pergi dan kami melanjutkan perjalanan dan kami pun sampai disana, sampai di sana kami cuma membeli es kelapa muda saja tanpa sempat foto-foto dan selfie, karena pada waktu itu belum jaman selfie dan tongsis, setelah itu kami balik ke Batubulan lagi.

Waktu itu kami lewat Baypass Ida Bagus Mantra, karena sudah siang matahari pun bersinar terang dan membakar kulit kami, waktu itu tanpa persiapan sama sekali terutama masalah pakaian, memakai celana pendek dan juga baju lengan pendek, jadi panas jalanan Ida Bagus Mantra Waktu itu sangat terasa sekali. Belum lagi banyak kendaraan besar seperti truk dan bus yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi membuat kami sedikit khawatir, apakah kami bisa menyelesaikan perjalanan ini sampai di kost? Karena saking jauhnya perjalanan itu, saya tidak tahu persis waktu itu kami menempuh jarak berapa kilometer, Kamu bayangin saja perjalanan dari Batubulan menuju Padangbai lewat Bay pass pulang pergi, mungkin lebih dari 50 km. Andai saja dulu sudah punya gadget canggih yang ada aplikasi untuk bersepeda seperti sekarang ini saya pakai seperti Runtastic Road Bike, mungkin akan selalu terekam kegiatan saya gowes setiap saat, mungkin kalau dikumpulkan dari awal mungkin saya sudah menempuh jarak lebih dari 2000 km.

Masih dalam perjalanan pulang dari Padangbai, saya sempat mengalami keram pada bagian paha, tetapi saya paksakan untuk terus mengayuh sepeda. Kami juga sempat mampir di warung untuk sekedar makan dan sambil istirahat untuk memulihkan tenaga sejenak. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi bersama teman saya itu dan pada akhirnya saya sampai juga di kost dengan kondisi kulit gosong karena terkena sinar matahari langsung sejauh 76 km PP (saya cek di google map). Teman saya yang waktu itu tinggal di Ubud tidak bisa melanjutkan gowesnya sampai ke kost, akhirnya saya antar naik sepeda motor sampai di kost dan itulah perjalanan gowes kami yang seru tahun 2007.

Sampai saat ini saya masih aktif terus gowes, setidaknya saya gowes dalam seminggu itu bisa 2-3 kali dengan rute yang sama. Saat ini saya paling suka rute dari Denpasar jalan Kenyeri terus kearah selatan menuju jalan Seroja, kemudian Cekomaria sampai habis kemudian ke kanan ke arah Jagapati, kemudian terus ke selatan sampai berujung di sedang. Sampai di sana saya kadang memilih belok kanan untuk menuju Singapadu, atau belok kiri untuk menuju ke Mambal. Setelah itu balik lagi ke Kost, jarak rute bersepeda itu sekitar 29 km dan selalu sayta rekam dengan Aplikasi di Android yakni Runtastic Road Bike untuk mengetahui segalanya.

Selama ini saya selalu bersepeda sendirian dan tidak pernah ikut komunitas atau grup sepeda apapun, saya lebih suka menjadi single fighter karena itu menjadikan saya masih rutin gowes sampai saat ini. Menjadi solo goweser itu memang membuat saya bertahan dengan keadaan meski sudah banyak yang meninggalkan kegiatan bersepeda ini. Namun saat saya gowes sendiriran masih menemukan beberapa orang yang juga gowes sendirian atau minimal berdua.

Untungnya menjadi single fighter itu adalah saat mau gowes, tidak perlu membuat janji atau mengatur jadwal supaya bisa jalan bersama, cukup niat dan ambil sepeda kapan saja jika mau gowes langsung berangkat terserah mau kemana rutenya, karena di Bali ada banyak rute bersepeda yang punya pemandangan bagus. Selama ini saat gowes sendirian saya tidak pernah menemui kendala, saya lebih senang sendirian karena bebas mau ngapain saja di jalan saya bebas tanpa harus khawatir teman saya dimana apa dia baik-baik saja? Saya kalau dijalan raya itu naik sepeda suka ngebut, dengan sepeda murah saya yakni Polygon Heist 3.0 warna merah, sudah cukup membuat saya bisa ngebut di jalan raya, karena saya suka itu.

Kenapa sampai saat ini saya masih rajin gowes? tentu ada alasan yang mungkin kamu perlu tahu dan itu bisa membuat kamu ikut juga untuk rutin gowes minimal 2 kali dalam seminggu, bahkan kalau bisa setiap hari dengan jarak tempuh yang sedang minimal 15 km. Berikut adalah alasan saya masih terus gowes sampai saat ini karena bersepeda merupakan hobi yang murah, kamu cukup beli sepeda tidak perlu yang terlalu mahal, karena gowes untuk hobi bukan untuk gengsi. Gowes untuk olahraga, hiburan dan berekreasi. Selama ini tiga hal itu yang selalu saya terapkan ketika saya Gowes. Jujur dengan gowes saya bisa melupakan sejenak beban pikiran saya. Saat gowes saya hanya fokus mengayuh sepeda dan sampai tujuan tanpa ada beban sama sekali.

Jika kamu mau gowes maka ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan dan dipersiapkan sebelum mau gowes, kalau saya ketika mau gowes hanya mempersiapkan beberapa hal berikut ini:

  1. Sepeda sudah pasti harus dipersiapkan, apakah ada yang bermasalah atau tidak, terutama untuk rem, ban dan rantai, semua itu haru dalam kondisi prima. Dan jika kamu suka gowes malam cek juga lampu yang da pada sepeda kamu apakah masih berfungsi dengan baik.
  2. Persiapan diri sendiri, misalnya perlengkapan seperti helm, sepatu, kaca mata, slop tangan, masker, pelindung pada sadel dan lain-lain
  3. Siapkan juga air minum karena saat gowes tubuh pasti akan bekerja dengan keras dan jangan sampai dehidrasi oleh sebab itu kamu perlu air putih.
  4. Jangan lupa sedikit pemanasan sebelum memulai gowes.
  5. Siapkan aplikasi Gowes untuk merekam perjalanan.
  6. Jangan lupa berdoa sebelum berangkat supaya selamat selama perjalanan dan sampai rumah dengan selamat.
  7. Cari rute yang sesuai dengan kemampuan, jangan terlalu jauh, nanti kamu tidak bisa menyelesaikan perjalanan.
  8. Jika sudah di jalan patuhi juga rambu lalu lintas, misalnya saat bertemu lampu merah mendingan juga ikut berhenti di belakang Zebra Cross, seperti yang saya lakukan, sekalian memberi contoh pada pengendara lain.
Nah itulah beberapa hal yang selalu saya siapkan sebelum saya gowes, mungkin ada yang kelupaan atau mempersiapkan yang lain sebelum berangkat gowes? Itulah sedikit cerita saya tentang Gowes yang selama ini saya rutin lakukan, semoga bermanfaat. Masih ada keinginan saya tentang gowes yang masih belum terealisasi, yaitu kampanye untuk mengajak orang berhenti merokok dengan cara gowes, semoga cepat bisa terwujud. Sekedar sedikit info, saya sudah berhenti merokok sejak tiga tahun lalu.
Gowes Jangan Hanya Jadi Trend, Tapi Jadi Rutinitas
Gowes Jangan Hanya Jadi Trend, Tapi Jadi Rutinitas
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Gowes Jangan Hanya Jadi Trend, Tapi Jadi Rutinitas"