Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Gelang Tridatu Bagi Hindu Bali

Saya yakin yang namanya umat Hindu Bali pasti sudah pernah mendengar dan melihat benang Tridatu, bahkan sudah pernah memakai benang Tridatu ini sebagai Gelang di tangan. Sejak dulu gelang Tridatu ini memang terkenal di kalangan masyarakat Hindu Bali.

Di Bali gelang Tridatu ini sangat populer, meskipun sekarang ada gelang Pancadatu (lima warna) atau juga gelang Sangadatu (sembilan warna) yang melambangkan sembilan Dewa dari segala arah mata angin, yang pernah saya lihat saat ada upacara di Pura Besakih waktu lalu. Menurut Jero Mangku Suyasa, seorang pemangku di Pura Agung Besakih, memaparkan bahwa sembilan warna yang digunakan adalah merah, putih, hitam, hijau, biru, kuning, jingga, ungu dan abu-abu.

Sembilan warna dari Benang Sanga Datu tersebut merupakan perlambang dari Dewa Penjaga Arah Mata Angin yang disebut Dewata Nawa Sanga yang terdiri dari sembilan Dewa yakni Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara dan Siwa.

Saya yakin sudah banyak yang mengerti makna dari memakai gelang Tridatu ini, tetapi mungkin masih ada yang belum paham kenapa gelang Tridatu itu dipakai oleh umat Hindu di Bali. Berikut adalah sejarah singkat dan makna memakai gelang Tridatu.

Benang Tridatu (tiga warna) adalah benang yang terdiri dari tiga jenis warna yaitu merah, putih dan hitam yang merupakan simbol dari manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dibuat oleh pemangku di Pura pada saat hari baik dan memiliki makna meningkatkan aura tersendiri, artinya tidak sembarangan hari maupun sembarang orang bisa membuat gelang Tridatu ini.

Tiga warna benang Tridatu itu melambangkan manifestasi Tuhan sebagai pencipta (Brahma) sebagai pemelihara (Wisnu) dan Dewa Siwa sebagai pelebur. Disamping juga sebagai lambang Tri Kona yaitu lahir, hidup dan mati dengan memakai Tridatu kita semakin terikat akan tiga perjalanan hidup yaitu setelah kita lahir maka kita akan menjalani kehidupan dan menunggu kematian.

Dengan adanya simbol ini kita akan selalu ingat bahwa kita hidup di dunia ini adalah untuk menjalani proses kehidupan yang nantinya pasti akan mati, agar kematian semakin baik maka sebelum itu kita harus selalu berbuat baik, maka dengan demikian bahwa dengan menggunakan gelang Tridatu kita akan semakin mawas diri tentang perjalanan hidup ini selain selalu ingat dengan Tuhan.

Sejarah pemakain benang Tridatu ini dimulai pada abad ke 14-15 saat Dalem Waturenggong berkuasa menjadi Raja di Bali. Saar menaklukkan Dalem Bungkut/Nusa oleh Patih Jelantik telah terjadi kesepakatan antara Dalem Bungkut/Nusa dengan Dalem Bali. Bahwa kekuasaan Nusa diserahkan kepada Dalem Bali begitu juga Rencang dan Ancangan Beliau (Ratu Gede Macaling) dengan satu perjanjian akan selalu melindungi umat Hindu atau masyarakat Bali yang selalu bakti dan taat kepada Tuhan dan leluhur sedangkan mereka yang lalai akan dihukum oleh rencang Ratu Gede Macaling.

Bila beliau akan melakukan tugasnya maka kulkul pajenengan yang sekarang disimpan dan disungsunh oleh Puri Agung Klungkung akan berbunyi sebagai pertanda akan ada malapetaka atau wabah, sehingga supaya dapat membedakan masyarakat yang bakti dengan yang tidak ditandai dengan gelang Tridatu. Artinya gelang Tridatu dipakai untuk membedakan mana orang yang berbakti dan mana yang tidak.

Sejalan dengan waktu maka identitas dengan Gelang Tridatu untuk saat ini mungkin tidak seperti dahulu seperti sejarah singkat di atas, saat ini mungkin Gelang Triadatu hanya sebagai simbol atau identitas umat Hindu Bali yang selalu ingat dengan manifestasi Tuhan dalam bentuk Tri Murti yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

1 komentar untuk "Makna Gelang Tridatu Bagi Hindu Bali"

Silakan berikan komentar Anda dengan baik, silakan gunakan Bahasa Indonesia dengan baik supaya mudah dibaca oleh pengunjung lain, Jangan ada Spam dan link aktif. Terimakasih