Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Çaka

Om Swastyastu, saya yakin untuk semua umat Hindu pasti sudah tahu hari raya Nyepi dan tahun baru Çaka yang jatuh setiap satu tahun sekali keduanya adalah saling berkaitan dimana hari raya Nyepi tiba maka bersamaan juga meupakan pergantian tahun Saka (Isakawarsa). Hari Raya Nyepi merupakan hari raya suci Agama Hindu yang dirayakan setiap setahun sekali yang jatuh pada sehari sesudah tileming kesanga pada tanggal 1 sasih kedasa yang identik dengan suasana sepi atau sipeng.
Sebelum menyambut Nyepi, ada beberapa rentetan atau rangkaian upacara untuk menyambut Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu antara lain:

Melasti atau disebut juga Melis atau Mekiyis merupakan prosesi yang bertujuan untuk melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Kaya Parisudha) serta memperoleh air suci (Angemet Tirta Amerta) untuk kehidupan yang pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, di danau dan pada sumber mata air yang disucikan. Bagi beberapa Pura yang memiliki Pratima atau Pralingga pada saat melis pasti diusung ke tempat melis tersebut untuk disucikan. Pelaksanaan Melis ini bisa dilangsungkan beberapa hari sebelum Tawur.

Mecaru atau Tawur adalah upacara atau korban suci (Butha Yadnya) yang bertujuan untuk menyucikan dan mengembalikan keseimbangan Buana Agung (Marcrocosmos) dan Buana Alit (Microcosmos) baik secara sekala maupun niskala. Upacara ini biasanya dilakukan pada sore hari atau sandi kala, pada Tilem Caitra atau sehari sebelum Nyepi. Ketentuan upacara dan pelaksanaan sesajen melasti serta Tawur melengkapi ketetapan-ketetapan terdahulu dan disesuaikan dengan desa kala patra masing-masing.

Mebuu-buu merupakan pelaksaan penyucian dilingkungan rumah tangga artinya membersihkan segala penjuru lingkungan rumah ikuti dengan menggelar suara yang keras dengan memukul pentungan atau benda lain yang bisa mengeluarkan suara gaduh dengan tujuan untuk mengusir Butha kala. Selain itu sehari sebelum Nyepi juga ada itilah Ngerupuk atau Pengerupukan merupakan kegiatan yang identik dengan parade Ogoh-ogoh yang diarak oleh pemuda-pemudi sepanjang jalan Desa biasanya kegiatan ini dilakukan setelah Tawur. Setelah Ogoh-ogoh selesai diarak maka Ogoh-ogoh yang merupakan replika perwujudan Butha Kala tersebut akan dibakar di batas Desa sebagai perlambang kalau Butha Kala sudah diusir.

Nyepi, keesokan hari setelah melakukan kegiatan mecaru, mebuu-buu dan ngerupuk maka tibalah hari raya Hindu tersebut yaitu Nyepi dan tahun baru Saka. Pada saat Nyepi ini kita dituntut untuk bisa melaksanakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari empat bagian yaitu:
Amati Gni artinya tidak menyalakan api hal ini juga bisa berarti memadamkan hawa nafsu selama Nyepi tersebut misalnya tidak makan, tidak merokok oleh sebab itu saat Nyepi kita umat Hindu Wajib untuk Puasa selama 24 jam penuh. Dan pada malam hari tidak boleh menyalakan lampu.
Amati Karya artinya tidak melakukan kegiatan jasmani dalam bentuk apapun, sebaiknya kita melakukan tapa atau semedi untuk menyucikan rohani.
Amati Lelungaan artinya tidak pergi kemana-mana cukup diam dirumah saja, oleh sebab itu selama Nyepi barlangsung tidak ada aktifitas apapun diluar rumah sehingga situasi menjadi sepi tanpa suara kendaraan dan lain sebagainya.
Amati Lelanguan artinya tidak mencari hiburan dalam bentuk apapun sehingga, disini kita belajar untuk hidup hanya untuk memikirkan Tuhan.
Ngembak Gni sehari setelah Nyepi merupakan hari untuk memulai tahun Saka yang baru, artinya disini kita memulai lagi kegiatan yang biasa kita lakukan sebelum Nyepi kemarin. Selain itu pada hari ini juga bagi mereka yang berpuasa disini mereka akan berbuka puasa setelah puasa tanpa makan dan minum selama 24 jam. Selain itu Ngembak Gni juga dipakai untuk melaksanakan Dharma Santi baik di lingkungan keluarga atau masyarakat. Biasanya ada Dharma Santi tingkat nasional yang dilaksanakan beberapa hari setelah Nyepi.

Beberapa fakta yang terjadi saat Nyepi di Bali adalah meskipun sudah ada pantangan saat Nyepi yang disebut Catur Brata Penyepian, tetapi masih banyak orang yang melanggarnya dn itupun umat Hindu sendiri, dimana saat Nyepi banyak yang keluar rumah, merokok, berjudi bahkan sampai minum minuman keras. Seharusnya saat Nyepi sebisa mungkin untuk menjauhi semua itu untuk kebaikan diri sendiri dan juga orang lain. Semua tergantung dari diri sendiri apakah mau mengotori hari raya sendiri atau menyucikannya dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian. Selain itu ada juga fakta lain yaitu ditutupnya Bandara International Ngurah Rai selama 24 jam. PLN bisa menghemat daya sampai 250 MegaWatt atau sekitar 8 milyar dan berhemat pemakain BBM sampai 3000 kiloliter. Selain itu, kualitas udara juga menjadi lebih baik karena tidak ada emisi gas buang dari kendaraan apapun. Selain itu ada juga wacana kalau Nyepi akan menjadi hari raya dunia karena banyak manfaat yang ditimbulkan. Nah itulah penjelasan dan manfaat dari hari Raya Nyepi, semoga bermanfaat. Om Santhi, Santhi, Santhi Om.
Kriana
Kriana Saya hanya orang yang menyempatkan diri untuk menulis tentang apa saja ketika saya sempat menulis, untuk diri sendiri maupun informasi untuk orang lain

Posting Komentar untuk "Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Çaka"